Umi Farida Blog

Selamat datang di blog ku

Jumat, 14 November 2014

Cerpen : Menguji Kesucian Cinta

 Ada seorang wanita cantik berhijab yang bernama Nurilma, ia adalah putri satu-satunya Kyai Abdullah pemimpin pondok pesantren Darul Qur’an diJawa Barat.
Ibu Nurilma sudah meniggal  ketika Nurilma melanjutkan ke perguruan tinggi diKairo Mesir, kini dia hanya tinggal dengan ayahnya Kyai Abdullah.
   Suatu hari Kyai Abdullah memikirkan masa depan putrinya yang sudah beranjak usia 24 tahun tetapi belum memiliki pasangan hidup, Kyai Abdullah pun menanyakan perihal tersebut kepada putrinya.
Kyai Abdullah: “ Ilma, usia abiy kan semakin tua, abiy ingin sekali Ilma segera memiliki pendamping hidup Ilma dan agar setidaknya nanti ada penerus yang bisa menggantikan kepemimpinan abiy di pesantren ini, apa perlu abiy mencarikan calon untuk  Ilma?, kemarin abiy punya kenalan Ustadz di daerah Bogor ia memiliki anak yang masih muda, ia lulusan Kairo Mesir kaya Ilma juga loh, bagaimana? Apa Ilma mau abiy kenalkan dia sama Ilma?”.
Nurilma pun menanggapi pembicaraan Ayahnya.
Nurilma: “Abiy, maafkan Ilma yaa jika Ilma sampai saat ini belum bisa mewujudkan harapan abiy terhadap Ilma, begini biy, sebenarnya ada pemuda yang yang menurut Ilma baik jadi calon imam Ilma, tapi masalahnya biy, Ilma bingung pemuda yang di maksud Ilma itu tidak cuma satu tapi ada tiga biy,mereka bilang ke teman Ilma mereka sama menyukai Ilma dan bersungguh-sungguh akan mengkhidbah Ilma jika Ilma sudah siap, sampai sekarang Ilma masih bingung biy, Ilma mau memilih yang mana, sebab ketiga pemuda tersebut masuk kriteria Ilma semua, mereka sama lulusan kuliah jurusan Tarbiyah juga.
Ayah Nurilma pun menanggapi cerita putrinya itu dengan perasaan bahagia dan penuh keseriusan.
Kyai Abdullah: “Alhamdulillah.,siapa ketiga pemuda tersebut? Dimana tinggalnya? Kalau bisa panggil mereka agar nanti abiy yang pilihkan mana yang menurut abiy calon imam yang baik untuk Ilma?
Nurilma pun menjawab tanggapan ayahnya.
Nurilma: “pemuda yang pertama namanya Syaifudin biy, dia dari daerah Banten, yang kedua namanya Afif dari daerah Jawa Tengah dan yang terakhir namanya Nurhadi ia dari Jawa Barat, mereka lulusan dari Universitas yang sama, mereka kenal Ilma ketika Ilma mengikuti seminar bedah buku di kampus mereka, Ilma mau turuti siapa saja yang nanti menurut abiy baik calon imam buat Ilma”.
Akhirnya ketiga pemuda yang di ceritakan Ilma pun di panggil untuk datang menemui ayah Ilma, Kyai Abdullah. ketika ketiga pemuda tersebut menemui Kyai Abdullah mereka pun mengenalkan diri mereka masing-masing.setelah Kyai Abdullah mengenal mereka, Kyai Abdullah pun bertanya pada mereka,
Kyai Abdullah:”wahai anak muda apa benar kalian mencintai putri saya Nurilma? Kalau memang benar keistimewaan apa saja yang menurut kalian dengan keistimewaan yang kalian miliki itu kalian merasa pantas menjadi calon pendamping putrid saya Nurilma?”.
Ketiga pemuda tersebut pun menjawab:
Syaifudin:”saya seorang guru di SMA Negeri di Banten dan saya memiliki usaha bengkel otomotif sendiri Kyai, mungkin dengan itu saya bisa lebih pantas mendapatkan Nurilma”.
Afif:"kalau saya guru di SMP Negeri di Jawa Tengah Kyai, saya juga punya usaha Restoran  sendiri mungkin dengan keistimewaan itu juga saya pantas jadi menantu Kyai”.
Nurhadi:”saya hanya guru pengajar di Pesantren Al-Mu’minien di Jawa Barat Kyai,dan saya tinggal di pesantren tersebut”.
Setelah mendengar jawaban dari ketiga pemuda tersebut Kyai Abdullah pun sedikit bingung untuk memilih calon yang tepat untuk putrinya, karena di mata Kyai ketiga pemuda tersebut memiliki keistimewaan yang baik, hanya saja Kyai Abdullah sedikit menilai lebih terhadap Syaifudin dan Afif, karena disamping mereka sebagai guru pengajar mereka juga memiliki usaha sendiri, namun demikian Kyai Abdullah tetap sangat teliti memilih calon yang terbaik untuk putrinya, ia tetap akan mencari calon menantu yang mencintai putrinya bukan hanya karena kecantikanya saja atau bahkan hanya karena Nurilma anak seorang Kyai, tetapi Kyai Abdullah berharap yang menjadi calon pendamping putrinya ialah pemuda yang mencintai Nurilma atas dasar ketaqwaan kepada ALLAH SWT karena dengan dasar inilah seseorang memiliki kesucian cinta dan bisa menjadi keluarga yang sakinah,mawaddah wa rohmah, akhirnya setelah beberapa lama berfikir Kyai pun memiliki ide memberikan sebuah perintah yang maksudnya untuk menguji kesucian cinta yang dimiliki ketiga pemuda tersebut, Kyai Abdullah pun bertanya,
Kyai Abdullah:”wahai pemuda jika kalian benar-benar cinta pada Nurilma, maukah kalian melakukan apapun yang saya nanti perintahkan demi cintamu pada Nurilma?”.
Ketiga pemuda tersebut pun mengiyakanya, Kyai Abdullah pun menyampaikan perintahnya.
Kyai Abdullah:”tolong kalau kalian cinta Nurilma tinggalkan Sholat Dzuhur kali ini demi Nurilma, karena saya ingin waktu dzuhur kali ini kalian ajak Nurilma ketoko untuk memilihkan jilbab yang terbaik untuk dia”.
Ketiga pemuda tersebut pun menjawab.
Syaifudin :”oh, saya dengan senang hati Kyai, bukankah tanda cinta seseorang dapat dilihat seberapa besar pengorbananya?”.
Afif:”saya juga mau Kyai, masalah sholat dzuhurkan nanti bisa nyusul dikerjakan habis mengantarkan Ilma ketoko”.
Sedangkan Nurhadi dengan tegas menolak perintah Kyai Abdullah.
Nurhadi:”kalau saya minta maaf Kyai, saya tidak bisa melakukan perintah Kyai, saya tidak ingin hanya karena menginginkan seorang wanita dapat menjauhkan cintaku kepada ALLAH SWT, Sholat itu salah satu tanda cintaku pada ALLAH, dengan saya meninggalkan sholat ataupun hanya sekedar menundanya saya takut nanti rasa cintaku pada ALLAH kan hilang dan ALLAH jadi murka padaku,lagi pula saya pertama kali mencintai putri Kyai tiada lain semata-mata karena ALLAH, sebab saya melihat putri Kyai memiliki ketaatan yang baik terhadap ajaran ALLAH dan Rasulnya, tapi mau bagaimana lagi ternyata untuk mendapatkanya saya harus melakukan perintah Kyai yang dapat mengorbankan dasar cintaku dulu yaitu cinta kepada ALLAH”.
Kyai Abdullah pun memberikan keputusan dari jawaban yang diungkapkan ketiga pemuda tersebut.
Kyai Abdullah:”SubhaanALLAH, AlhamduLILLAH kini saya temukan mana calon suami yang pantas untuk putriku, dia adalah yang memiliki dasar cinta yang baik pada Tuhannya, dan orang yang memiliki dasar cinta yang baik itu adalah Nurhadilah orangnya, kamu pantas menjadi menantu dan bakal penerus kepemimpinan saya dipesantren ini nur, sebenarnya perintah saya tadi hanya untuk menguji kesucian cinta yang kalian miliki saja”.
Nurhadi pun dengan perasaan bahagia mengucapkan terimakasih dan mencium tangan Kyai Abdullah. Sedangkan Syaifudin dan Afif hanya terdiam malu dan takjub melihat kesucian cinta yang dimiliki Nurhadi.

Sumber : http://nuryantomuhibbin.blogspot.com/2013/12/cerpen-islami-menguji-kesucian-cinta.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar