Krik krik krik... suara jangkrik yang selalu terdengar di setiap malam. Sepi, sunyi, senyap seperti tidak berpenghuni. Aku baru saja pindah dua hari di Dusun Pati, dusun yang sering disebut oleh orang-orang Dusun Lelembut. Awalnya aku heran mengapa dusun ini disebut Dusun Lelembut, tapi setelah aku bertemu dengan kakek tua itu akhirnya aku mengerti semua. Kejadian nya belum lama ......
Sabtu sore itu ketika hujan turun sangat lebat. Aku di rumah hanya dengan Katty, kucing kesayanganku. Bapak dan ibu saat itu sedang pergi kondangan. Aku dan katty hanya bermain-main di kamar, entah mengapa tiba-tiba saja Katty seperti kesurupan dia tiba-tiba mencakarku, dan berguling-guling aneh. Aku super kebingungan saat itu, luka cakaran di tanganku meneteskan darah, saat darah dari tangan ku menetes di badan katty tiba-tiba saja katty sudah mulai tenang dia tidak seperti kesurupan, dia hanya berjalan ke arah ranjangnya dan tidur dengan pulas. Entah apa yang terjadi aku menghiraukan kejadian tadi, kubersihkan luka cakaran katty dan anehnya aku tidak merasakan sakit atau perih. Ohhh.. keanehan apalagi ini !!! ketika arah jarum menunjukkan pukul 18.05 dan adzan magrib sudah mulai berkumandang aku menyegerakan untuk solat magrib, ketika akan berjalan ke kamar mandi terdengar seperti suara ketukan pintu. Aku sempat heran siapa yang bertamu di waktu magrib dan masih hujan lebat seperti ini ,apa bapak dan ibu? tapi tidak mungkin,tidak terdengar suara mobil mereka, lalu siapa ???aku masih ingat betul, ketukan pintu itu hanya terdengar 3x setelah itu tamu itu tidak mengetuk lagi. Aku memang sengaja tidak membukakan pintu, tubuhku merinding ketakutan karna kejadian tadi di tambah suara ketukan pintu misteri itu. Aku melihat ke arah pintu,aku penasaran siapa orang tadi, setelah aku berjalan lima langkah sampailah tepat di depan pintu. Aku membuka korden dan ku lihat di luar tidak ada siapa-siapa,”fiuhhhhhh’’ aku menghela nafas lega. Jarum jam menunjukkan pukul 18.30 aku berbalik arah menuju kamar mandi untuk wudlu, tapi ketika akan melangkah tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu, aku mengepal tanganku dan memberanikan diri untuk membuka pintu.
“Astaga, Kakek, sedang apa Kakek di luar sana, Astagfirullah pasti Kakek kedinginan ,silahkan masuk Kek”
Sunguh aku sangat terkejut, ternyata di luar sana ada seorang kakek-kakek tua, walaupun aku tidak mengenalnya tapi aku menyilahkan untuk masuk karena aku sangat kasihan dengan kakek itu.
"Sebentar ya kek, saya buat buatkan minum dulu.”
Kakek itu hanya merespon dengan senyum, lalu aku menuju dapur.
“Ini Kek teh nya.”
“Terimakasih ya Nak , kalo boleh tau nama mu siapa Nak?”
Awalnya aku curiga kenapa tiba-tiba kakek itu menanyakan namaku, tapi tidak mungkin kakek itu mempunyai niat jahat.
“Sisil Kek, Kakek lebik baik bermalam di sini saja, diluar masih hujan, orang tua Sisil sebentar lagi juga sudah pulang”
“Ohh, pasti kamu warga baru disini ya? Hati-hati nak!!! Bahaya jika berada dirumah seorang diri cepat telpon orang tuamu untuk pulang, bahaya Nak.”
“Kenapa Kakek berbicara seperti itu? maksud Kakek apa ?!!”
“Lelembut wis tekan ning ngarep omah”
“Apa maksudnya Kek, Kakek ini berbicara bahasa apa? Sisil tidak mengerti”
Kakek itu hanya diam, tidak merespon pertanyaanku, dan aku sangat penasaran maksud dari kakek.
“Kek... Kakek? Kakek baik-baik saja kan? apa maksud perkataan Kakek?”
Bulu ku kembali merinding, tatapan kakek itu kosong seperti di rasuki oleh makhluk halus, otakku berputar cepat aku berinisiatif untuk menelpon bapak, ku tinggal kakek tadi di ruang tamu, segera aku menelpon bapak tapi alhasil nomer bapak tidak aktif, tanpa pikir panjang aku kembali ke ruang tamu, sungguh tak kusangka secepat kilat kakek itu sudah menghilang, aku mempunyai fikiran kakek tadilah lelembutnya.
“Tokk tokkk tokk”
“Hahhh suara ketukan pintu lagi, ya Tuhan jangan lagi, Aku takut, Bapak Ibu cepat pulang Sisil takut”
Aku hanya duduk bersandar di tembok, tangisku menggambarkan rasa takut yang luar biasa, aku tidak berani untuk membuka pintu lagi.
“Sil.. Sisil... kenapa kamu duduk dibawah?”
“Ibu... Aku takut Bu , tadi ada setan Bu datang ke rumah”
Aku memeluk ibu dengan erat, dan ibu terlihat kebingungan dengan tingkahku.
***
“Sil... cepat kesini nak”
“Iya Pak, tunggu sebentar”
Saat akan menghampiri bapak, tiba-tiba ibu menepuk bahaku,
“Kamu pasti dengar suara bapak kan? itu bukan bapak, sudah abaikan saja, bapakmu baru saja pergi tadi.”
“Lalu itu siapa???”
Ibu hanya menatapku lalu pergi tanpa menjawab pertanyaanku. Aku penasaran, jelas-jelas tadi bapak memanggilku tapi kenapa ibu bilang tadi bukan bapak, kaki ku pun melangkah menuju ruang tamu asal suara bapak tadi.
"Nahh itu bapak baru baca koran, dasar Ibu ada-ada saja”
Tiba-tiba saja di depan pintu rumah,
“Assalamualaikum bapak pulang”
“bapak?? Bapak kan tadi.....”
Belum selesai meneruskan pertanyaan, aku melirik ke kursi ruang tamu.
“Bapak apa ?”
“Ohh nggak papa, tadi Bapak ke pasar kan? mana oleh-oleh nya Sisil minta, hehe”
Jawabku semrawut karena gugub sekaligus bingung.
"Ngomong opo to sil? Bapak tadi ke rumah Pak Lurah, bocah-bocah...”
Aku hanya meringis menutupi rasa takutku.
***
Dua bulan sudah aku menetap di dusun aneh ini, seperti biasanya setiap hari aku pasti merasakan sebuah ke anehan, aku pun merasa bapak dan ibu juga merasakan hal yang sama. Tidak hanya keanehan tetapi orang-orang di dusun ini bermuka pucat aku pernah berfikir jika orang-orang di dusun ini lelembut, tapi entahlah itu hanya perasaanku saja.
19 Mei 2001
Malam itu aku pikir menjadi malam seperti biasanya, yah... dengan suara jangkrik dan keadaan desa yang sangat sepi. Saat itu aku ingin pergi kerumah temanku “Dede”, memang saat itu jam sudah menunjukkan pukul 19.30.Peraturan di dusun ini anak yang umurnya belum mencapai lebih dari 20 tahun tidak boleh keluar rumah sehabis is’ya. Tapi masa bodoh buatku, aku nekat untuk keluar .Ku kayuh sepedaku pelan-pelan menelusuri jalan dusun, sungguh sangat aneh tidak ada warga disini yang kelihatan batang hidungnya malam itu pun tertutupi dengan kabut tebal, “ahhhhh seperti di film horor saja” pikirku. Saat akan keluar desa aku melihat gerombolan orang sedang duduk di bawah pohon, sepertinya pohon beringin. Kuhampiri gerombolan itu, dan yang di lakukan orang-orang itu hanya duduk dan diam, wajah mereka pucat, dan saat itu aku bukan main merinding. Dengan serentak mereka berdiri lalu berdiri dan berbalik badan “seeee seeee seeeeee setannnnnnnn!!” aku berlari sekencang-kencangya, dan aku masih ingat betul ketika aku berlari aku terpeleset dan masuk jurang. “tidakkkkkkkkkk”
“Sisil bangun ayo sudah siang jangan malas”
Aku tersontak bangun,
“Ibu ?? ini Ibu? Sisil belum mati kan? Bu, Ibu kita harus keluar dari dusun ini, dusun ini tempat tinggal setan Bu Sisil takut” “Kamu ini ngomong apa Sil? Kamu pasti mimpi buruk, sudah sekarang kamu mandi lalu sarapan.”
Tiba-tiba Bapak datang dengan langkah sempoyongan,
“Bu, Sisil cepat bereskan barang-barang kalian kita harus cepat-cepat keluar dari dusun ini sebelum kita di jadikan tumbal”
“Tumbal apa pak ?”
“Sudah Ibu jangan banyak tanya, cepat!!!”
Aku, bapak , dan ibu lalu cepat-cepat membereskan barang kami dan bergegas untuk pergi, muka bapak saat itu terlihat sangat panik, dan hanya diam tidak mau merespon pertanyaanku dan ibu. Tiba-tiba wajah bapak menjadi pucat.
“Rem nya blong bu, rem nya blong, Astagfirullah”
“AWAS PAK !!!”
Setelah itu aku tidak ingat kejadian apa-apa lagi, aku sudah berfikir bahwa aku, ibu, dan bapak sudah mati. Tapi ketika aku membuka mata aku berada di kerumunan orang-orang, ku lihat mobil ambulans mengangkut bapak dan ibu, dan di sampingku ada Dede temanku memegang tanganku erat, dan kata-kata yang ku dengar hanya “ikhlaskan bapak dan ibumu ya Sil” aku memejamkan mata untuk menahan tangisku walaupun sangat sakit dan sedih mendengar berita itu.
....Mungkin ini sudah jalan ceritanya, kami tidak pernah mengerti sebelumnya, kami hanya ingin di jadikan tumbal pelampiasan .Tumbal pelampiasan kini sudah terbalas pada keluargaku, bapak dan ibu lah yang menjadi tumbalnya. Aku kini sudah mengerti apa itu dusun lelembut, dusun itu bukanlah dusun melainkan kuburan dari warga dusun pati yang mati saat pembantaian oleh penjajah, untuk mengenang semua kejadian ini makam bapak dan ibu aku tempatkan di dusun itu, dan ingatlah dusun itu selalu akan memakan korban , mencari tumbal, BERHATI-HATILAH!!!! dusun itu bisa jadi ada di sekitarmu atau malah dusun yang kau tempati sekarang dusun itu.......
Sumber : http://schoolflashid.com/post/1406394753/dusun-lelembut--cerpen-misteri-.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar