Umi Farida Blog

Selamat datang di blog ku

Senin, 10 November 2014

Cerpen : Ketika Ajal Menjemputku

Perkenalkan namaku angkasa, biasnya teman-teman memanggilku dengan sebutan sasa. Aku kini duduk dibangku 11 di SMA Terpadu Jakarta utara. Aku kini tinggal bersama Papa dan Mamaku.
Disekolah aku menemukan sosok sahabat yang begitu baik, tulus, dan perhatian padaku, Namanya Rio. Kita melewati hari-hari bersama dengan penuh warna kehidupan. Dalam keadaan susah ataupun senang kami selalu menghadapinya bersama. Setiap ada masalah diantara kita berdua, tak jarang kita melakukan sharing bersama, entah masalah dalam sekolah ataupun masalah pribadi. Dan disitu aku merasa mulai merasa cocok dan nyaman saat berada disampingnya. Namun keharmonisan itu tak berjalan lama dan tak seperti apa yang aku harapkan, hal itu terjadi karena beberapa kejadian.. diantaranya,,
Suatu hari Rio datang kepadaku, ia memintaku untuk menemuinya sore nanti ditaman komplek dekat rumahku.
sesampai-nya dirumah . . . .
“Ma, nanti sore Sasa mau pergi ke taman ya bareng sama sahabat sasa si Rio” ucapku pada mama dengan gembiranya.
Sore-pun tiba aku segera bersiap-siap untuk menemuinya, entah mengapa tak ku sadari aku berdandan cantik dan rapi melebihi saat hendak bertemu presiden.
”ma, sasa berangkat dulu ya.. Assalamualaikum,,” pamitku pada mama saat hendak pergi menemui rio ditaman komplek dekat rumah.
Baru saja aku turun dari sepeda, kumelihat diujung sana sosok sahabat yang bagiku cukup istimewa.
”Sore,, hai Rio,,” ucapku. “maaf aku agak terlambat dan sudah membuatmu menunggu” lanjutku padanya.
“juga Sasa.. mari duduk,, tak apalah ku harus menunggu daripada kamu yang menungguku” jawabnya sambil bernada riang.
“Btw,, ada perlu apa kau mengajakku pergi ke taman ini?” tanyaku padanya.
“tak ada apa-apa,,, sebenarnya aku hanya ingin mengajakmu bertemu saja.. kita jalan-jalan yuk ! !” katanya.
Akupun sepontan mengiyakan ajakannya itu.
Sore itu juga kami pergi jalan-jalan beresepeda bersama berkeliling komplek, sepanjang perjalanan kami bercerita beberapa kejadian dan pengalaman yang pernah kita dapatkan dulu, terutama saat di SMP/MTs hingga sampailah kami di sebuah warung makan.
“Rio, minum dulu yuk disini. Aku haus!!” kataku padanya sambil sesekali menghela nafas. “Mari, aku juga agak merasa kehausan” Ucapnya.
Disela-sela saat aku minum sesambil menghilangkan dahaga entah mengapa jantung ini berdetak kencang seolah tak bisa ku kendalikan lagi. Spontan aku mengajaknya pulang,.. sepulang bertemu dengannya aku mencurahkan semua perasaanku dan apa yang telah terjadi pada mimi, dialah benda kesayanganku tempat dimana aku mencurahkan semua isi perasaanku yang menurutku sangatlah bersifat rahasia dan pribadi (tertutup).
Saat berada di sekolah, tepatnya seminggu setelah pertemuan itu, kepalaku terasa sangat pusing dan hidungku mengalami pendarahan (mimisan) tak kuat ku menahan rasa sakit itu aku jatuh pingsan dan segera dilarikan kerumah sakit. Sesampai dirumah sakit aku dilarikan ke ruang UGD, setelah ku mendapatkan pertolongan pertama kedua orangtuaku dihubungi oleh pihak sekolah agar segera datang ke rumah sakit tempat aku dilarikan.
Entah mengapa saat kejadian itu aku tak diberitahu oleh pihak rumah sakit tentang penyakit apa yang aku derita sekarang ini. Hingga dalam suatu hari, saat aku tak sengaja masuk kedalam kamar utama (kamar tidur Papa dan Mama), aku menemukan sebuah dokumen yang membuatku penasaran, dengan polosnya aku lantas membuka dokumen itu tanpa berfikir panjang apa yang akan terjadi nanti padaku.
Saat ku mulai membuka lembaran demi lembaran sampailah kupada halaman terakhir yang berisi surat pernyataan dan keputusan dari dokter, ternyata selama ini aku menderita penyakit yang cukup berbahya dan gak main-main lagi. Hal ini baru ku ketahui ketika tes itu, sebenarnya telah lama ku mengalami gejala-gejala penyebab dari kanker ini tapi ku menganggapnya mungkin ini hanyalah kejadian biasa yang wajar dialami manusia.
Setelah ku mengetahui itu, hal inilah yang membuatku semakin terbayang-bayang setiap waktu, bahkan setiap detik dari perjalanan hidupku.
Hari demi hari dalam hidupku ku lalui penuh dengan keceriaan, karna ku tahu aku tak akan lama lagi akan tinggal dunia ini. Dunia yang indah dan dimana tempat orang-orang yang aku sayang tinggali. namun dibalik itu semua terdapat hal tersembunyi. Ku isi detik demi detik dengan hal yang berguna, hal yang bermanfaat, dan dapat membahagiakan orang-orang yang kusayangi dalam hidupku.
Aku tak ingin, disisa hidupku ini aku mengecewakan dan mengukir kekecewaan pada orang-orang yang ada disekitarku.Hal ini jugalah yang membuatku untuk mencegah dan menahan setiap kali dan setiap saat ketika ku ingin menyatakan perasaanku pada Rio selama ini.
Hingga suatu saat......
Aku kembali tak sadarkan diri dan harus kembali menjalani perawatan dirumah sakit hingga beberapa hari kedepan. Saat ku mulai sadar, aku teringat pada sosok sahabatku Rio. Entah mengapa tanpa alasan ia meninggalkanku seolah-olah tak memperdulikan keberadaanku lagi.

Ternyata...
Aku mendengar kabar dari temanku yang lain bahwa sahabatku kini sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita. Semakin pelan detak jantung dada ini ketika mendengar kabar yang kurang enak di dengar itu, kekecewaan dan air mata kini tak bisa ditahan lagi.
Semakin hari penyakit yang aku derita ini semakin parah ku rasakan. Aku makin merasa pasrah dan semakin mempersiapkan semuanya, kemungkinan untuk sembuh hanyalah sebuah harapan yang tak kan mungkin terwujud dan bila ada itu mungkin hanyalah sebuah mukjizat dan harapan belaka.
“mengapa semakin hari tubuhku terlihat semakin kurus, rambutku kini tinggal beberapa helai, kepalaku semakin sering mengalami pusing dan tak jarang di ikuti pendarahan, kenapa aku bisa seperti ini tuhan.. aku masih ingin hidup bersama orang-orang yang aku sayang dan cintai,, berilah aku waktu untuk merasakan nikmat darimu lagi tuhan.. izinkan hambamu melihat orang-orang disekitar hamba tersenyum kembali” Ratapku (sambil sesekali meneteskan air mata)
Hari itu,,
ya.. pada hari itu entah mengapa saat aku terbangun dari pulau impianku aku merasa sangat dekat dengan malaikat yang akan menjemputku nanti untuk menghadap sang pencipta.. aku semakin merasa dekat, dekat, dan sangat dekat dengan Kematian.
Hari itu mungkin hari terakhir ku dapat menghirup udara bebas di dunia ini, aku ingin sekali menulis sebuah surat, yang mungkin itulah tulisan tangan terakhirku..


Tak lama setelah menulis surat itu aku kembali tak sadarkan diri lagi
Duniaku terasa begitu gelap... sepi.. sunyi... dan hanya suara peralatan pendeteksi denyut nadi diruang ICU rumah sakit yang kini menemaniku...
Tuhan... apakah hamba ini sebentar lagi akan menghadapmu,, Hamba siap tuhan apabila sekarang juga Engkau ambil hamba untuk menghdapMu” ucapku dalam hati.
Kenapa disaat itu juga, saat aku terbaring lemah tak berdayadi ruang itu Rio kembali datang dalam hidupku yang sudah tak ada kata PASTI. Meskipun aku tak bisa melihat dan mendengarnya, tapi aku bisa merasakan kehadirannya.
Saat detik-detik terakhir aku meninggalkan dunia ini, terselip do’a dan pintaku padaNya. “Tuhan, izinkan Hamba melihat Rio (orang yang Hamba cinta dan sayangi) hidup bahagia suatu saat nanti meskipun hamba sudah tak berada di alam yang sama lagi dengannya. Disaat hamba sudah meninggalkan dunia ini Kumohon berikan yang terbaik baginya tuhan. Hamba ikhlas dan rela apabila ia bisa bahagia, meskipun itu ia rasakan saat sudah tak bersama hamba lagi. hamba janji, hamba akan menerimanya dengan lapang dada tuhan”.
Terpotong do’aku tadi, aku mulai kehilangan kendali, nafasku tak lagi normal, tapi semakin kencang.. kencang.. dan kencang dan terasa sesak di dada
Hingga Jiwa dan Raga ini sudah tak bersama-sama lagi.
“Hingga ajal menjemput perasaanku padanya tak pernah terungkap dan tak ada yang tau lagi selain aku dan Tuhanku”
SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar