Perkenalkan
namaku angkasa, biasnya teman-teman memanggilku dengan sebutan sasa.
Aku kini duduk dibangku 11 di SMA Terpadu Jakarta utara. Aku kini
tinggal bersama Papa dan Mamaku.
Disekolah
aku menemukan sosok sahabat yang begitu baik, tulus, dan perhatian
padaku, Namanya Rio. Kita melewati hari-hari bersama dengan penuh warna
kehidupan. Dalam keadaan susah ataupun senang kami selalu menghadapinya
bersama. Setiap ada masalah diantara kita berdua, tak jarang kita
melakukan sharing bersama, entah masalah dalam sekolah ataupun masalah
pribadi. Dan disitu aku merasa mulai merasa cocok dan nyaman saat berada
disampingnya. Namun keharmonisan itu tak berjalan lama dan tak seperti
apa yang aku harapkan, hal itu terjadi karena beberapa kejadian..
diantaranya,,
Suatu hari Rio datang kepadaku, ia memintaku untuk menemuinya sore nanti ditaman komplek dekat rumahku.
sesampai-nya dirumah . . . .
“Ma, nanti sore Sasa mau pergi ke taman ya bareng sama sahabat sasa si Rio” ucapku pada mama dengan gembiranya.
Sore-pun
tiba aku segera bersiap-siap untuk menemuinya, entah mengapa tak ku
sadari aku berdandan cantik dan rapi melebihi saat hendak bertemu
presiden.
”ma, sasa berangkat dulu ya.. Assalamualaikum,,” pamitku pada mama saat hendak pergi menemui rio ditaman komplek dekat rumah.
Baru saja aku turun dari sepeda, kumelihat diujung sana sosok sahabat yang bagiku cukup istimewa.
”Sore,, hai Rio,,” ucapku. “maaf aku agak terlambat dan sudah membuatmu menunggu” lanjutku padanya.
“juga Sasa.. mari duduk,, tak apalah ku harus menunggu daripada kamu yang menungguku” jawabnya sambil bernada riang.
“Btw,, ada perlu apa kau mengajakku pergi ke taman ini?” tanyaku padanya.
“tak ada apa-apa,,, sebenarnya aku hanya ingin mengajakmu bertemu saja.. kita jalan-jalan yuk ! !” katanya.
Akupun sepontan mengiyakan ajakannya itu.
Sore
itu juga kami pergi jalan-jalan beresepeda bersama berkeliling komplek,
sepanjang perjalanan kami bercerita beberapa kejadian dan pengalaman
yang pernah kita dapatkan dulu, terutama saat di SMP/MTs hingga
sampailah kami di sebuah warung makan.
“Rio,
minum dulu yuk disini. Aku haus!!” kataku padanya sambil sesekali
menghela nafas. “Mari, aku juga agak merasa kehausan” Ucapnya.
Disela-sela
saat aku minum sesambil menghilangkan dahaga entah mengapa jantung ini
berdetak kencang seolah tak bisa ku kendalikan lagi. Spontan aku
mengajaknya pulang,.. sepulang bertemu dengannya aku mencurahkan semua
perasaanku dan apa yang telah terjadi pada mimi, dialah benda
kesayanganku tempat dimana aku mencurahkan semua isi perasaanku yang
menurutku sangatlah bersifat rahasia dan pribadi (tertutup).
Saat
berada di sekolah, tepatnya seminggu setelah pertemuan itu, kepalaku
terasa sangat pusing dan hidungku mengalami pendarahan (mimisan) tak
kuat ku menahan rasa sakit itu aku jatuh pingsan dan segera dilarikan
kerumah sakit. Sesampai dirumah sakit aku dilarikan ke ruang UGD,
setelah ku mendapatkan pertolongan pertama kedua orangtuaku dihubungi
oleh pihak sekolah agar segera datang ke rumah sakit tempat aku
dilarikan.
Entah
mengapa saat kejadian itu aku tak diberitahu oleh pihak rumah sakit
tentang penyakit apa yang aku derita sekarang ini. Hingga dalam suatu
hari, saat aku tak sengaja masuk kedalam kamar utama (kamar tidur Papa
dan Mama), aku menemukan sebuah dokumen yang membuatku penasaran, dengan
polosnya aku lantas membuka dokumen itu tanpa berfikir panjang apa yang
akan terjadi nanti padaku.
Saat
ku mulai membuka lembaran demi lembaran sampailah kupada halaman
terakhir yang berisi surat pernyataan dan keputusan dari dokter,
ternyata selama ini aku menderita penyakit yang cukup berbahya dan gak
main-main lagi. Hal ini baru ku ketahui ketika tes itu, sebenarnya telah
lama ku mengalami gejala-gejala penyebab dari kanker ini tapi ku
menganggapnya mungkin ini hanyalah kejadian biasa yang wajar dialami
manusia.
Setelah
ku mengetahui itu, hal inilah yang membuatku semakin terbayang-bayang
setiap waktu, bahkan setiap detik dari perjalanan hidupku.
Hari
demi hari dalam hidupku ku lalui penuh dengan keceriaan, karna ku tahu
aku tak akan lama lagi akan tinggal dunia ini. Dunia yang indah dan
dimana tempat orang-orang yang aku sayang tinggali. namun dibalik itu
semua terdapat hal tersembunyi. Ku isi detik demi detik dengan hal yang
berguna, hal yang bermanfaat, dan dapat membahagiakan orang-orang yang
kusayangi dalam hidupku.
Aku
tak ingin, disisa hidupku ini aku mengecewakan dan mengukir kekecewaan
pada orang-orang yang ada disekitarku.Hal ini jugalah yang membuatku
untuk mencegah dan menahan setiap kali dan setiap saat ketika ku ingin
menyatakan perasaanku pada Rio selama ini.
Hingga suatu saat......
Aku
kembali tak sadarkan diri dan harus kembali menjalani perawatan dirumah
sakit hingga beberapa hari kedepan. Saat ku mulai sadar, aku teringat
pada sosok sahabatku Rio. Entah mengapa tanpa alasan ia meninggalkanku
seolah-olah tak memperdulikan keberadaanku lagi.
Ternyata...
Aku
mendengar kabar dari temanku yang lain bahwa sahabatku kini sedang
menjalin hubungan dengan seorang wanita. Semakin pelan detak jantung
dada ini ketika mendengar kabar yang kurang enak di dengar itu,
kekecewaan dan air mata kini tak bisa ditahan lagi.
Semakin
hari penyakit yang aku derita ini semakin parah ku rasakan. Aku makin
merasa pasrah dan semakin mempersiapkan semuanya, kemungkinan untuk
sembuh hanyalah sebuah harapan yang tak kan mungkin terwujud dan bila
ada itu mungkin hanyalah sebuah mukjizat dan harapan belaka.
“mengapa
semakin hari tubuhku terlihat semakin kurus, rambutku kini tinggal
beberapa helai, kepalaku semakin sering mengalami pusing dan tak jarang
di ikuti pendarahan, kenapa aku bisa seperti ini tuhan.. aku masih ingin
hidup bersama orang-orang yang aku sayang dan cintai,, berilah aku
waktu untuk merasakan nikmat darimu lagi tuhan.. izinkan hambamu melihat
orang-orang disekitar hamba tersenyum kembali” Ratapku (sambil sesekali meneteskan air mata)
Hari itu,,
ya..
pada hari itu entah mengapa saat aku terbangun dari pulau impianku aku
merasa sangat dekat dengan malaikat yang akan menjemputku nanti untuk
menghadap sang pencipta.. aku semakin merasa dekat, dekat, dan sangat
dekat dengan Kematian.
Hari
itu mungkin hari terakhir ku dapat menghirup udara bebas di dunia ini,
aku ingin sekali menulis sebuah surat, yang mungkin itulah tulisan
tangan terakhirku..
Tak lama setelah menulis surat itu aku kembali tak sadarkan diri lagi
Duniaku
terasa begitu gelap... sepi.. sunyi... dan hanya suara peralatan
pendeteksi denyut nadi diruang ICU rumah sakit yang kini menemaniku...
“Tuhan...
apakah hamba ini sebentar lagi akan menghadapmu,, Hamba siap tuhan
apabila sekarang juga Engkau ambil hamba untuk menghdapMu” ucapku dalam hati.
Kenapa
disaat itu juga, saat aku terbaring lemah tak berdayadi ruang itu Rio
kembali datang dalam hidupku yang sudah tak ada kata PASTI. Meskipun aku
tak bisa melihat dan mendengarnya, tapi aku bisa merasakan
kehadirannya.
Saat detik-detik terakhir aku meninggalkan dunia ini, terselip do’a dan pintaku padaNya. “Tuhan,
izinkan Hamba melihat Rio (orang yang Hamba cinta dan sayangi) hidup
bahagia suatu saat nanti meskipun hamba sudah tak berada di alam yang
sama lagi dengannya. Disaat hamba sudah meninggalkan dunia ini Kumohon
berikan yang terbaik baginya tuhan. Hamba ikhlas dan rela apabila ia
bisa bahagia, meskipun itu ia rasakan saat sudah tak bersama hamba lagi.
hamba janji, hamba akan menerimanya dengan lapang dada tuhan”.
Terpotong
do’aku tadi, aku mulai kehilangan kendali, nafasku tak lagi normal,
tapi semakin kencang.. kencang.. dan kencang dan terasa sesak di dada
Hingga Jiwa dan Raga ini sudah tak bersama-sama lagi.
“Hingga ajal menjemput perasaanku padanya tak pernah terungkap dan tak ada yang tau lagi selain aku dan Tuhanku”
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar