Umi Farida Blog

Selamat datang di blog ku

Rabu, 12 November 2014

Cerpen : Ada Dihantu Di Sekolah

Siang itu dikelas XI IPA, Seluruh siswa sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, ada yang sibuk mengobrol, ada yang bermain gitar dan bahkan ada yang berbaring didepan kelas. Tapi berbeda dengan ika, ika terlihat sangat pucat wajahnya terlihat lesu dan tidak bersemangat. Lalu ia berulang kali menempelkan pipinya dimeja. Lalu mendadak ruang kelas itu menjadi hening dan seluruh siswa dikelas tampak kaget dan bergegas dengan sigap mengangkat ika ke ruang uks. Karena tiba-tiba ika terjatuh dari kursi yang ia duduki dan tidak sadarkan diri. Karena kebetulan ruang uks sangat jauh dari kelas XI IPA mereka hanya membaringkannya didepan kelas. Ada beberapa anak yang mencoba menyadarkannya.  Risma dan melda memegang tangan ika dan mengoleskan minyak kayu putih di hidungnya berulang-ulang.  Kejadian ini bukan pertama kali bagi mereka. Ika memang sering pingsan tiba-tiba. Tapi tidak dengan melda. Melda yang merupakan sahabat dekatnya pun mendadak ikut pingsan. Suatu hal yang aneh, ada dua orang pingsan dengan waktu yang bersamaan. Tak lama kemudian ika langsung berteriak memberontak dan disusul dengan melda yang ikut memberontak. Tampaknya mereka kesurupan lagi kata seorang siswa yang berada disitu. Sudah satu minggu kejadian ini  terjadi, hampir tiap harinya ada siswa yang kesurupan. Anehnya menimpa siswa perempuan semua. Wajah keduanya pun tampak pucat dan tubuhnya juga sangat dingin mereka berteriak dan mengatakan kesakitan. Seluruh siswa pun langsung memegangi dan berusaha membuka telapak tangan mereka agar terbuka. Lalu, terdengar bunyi sepatu yang kalang-kabut menuju ke arah suara jeritan itu. beberapa anak dari kelas lain mulai memenuhi kelas XI IPA tersebut. Dan ada beberapa guru yang datang dan mencoba menyadarkan keduanya. Tapi keduanya masih berteriak dan menjerit kesakitan. Semua nampak bingung begitu dengan bu lola yang berada disitu yang mencoba menyadarkan kedua siswi tersebut.
“eh kenapa kamu?” tanya bu lola
“akhh, sakit sakiiitt…” tangis melda
“kenapa kamu? Coba diam dulu jangan teriak-teriak” kata bu lola dengan nada bercanda
“akh diaam. Aku benci kalian aku benci kalian”
“eh, kamu itu siapa?”
“aku nisaaaa…” jawab melda sambil menjerit
“iya kamu ngapain masuk ketubuh melda,  kamu berbeda dunia sama melda jadi jangan ganggu melda. Melda kan gak ada salah sama kamu.” Ucap dede
“enggak mau, kalian menghancurkan rumah mamaku. Aku benci kalian, kalian harus mati!!!”
“akkh, sakitt tolong ikaa tolong ikaa kesakitaan akh” teriak ika yang menjerit kesakitan disamping melda
Dan tiba-tiba dikelas sebelah terdengar suara jeritan perempuan. Sebagian siswa menghampiri kelas tersebut. Dan ternyata dikelas sebelah tepatnya dikelas XI IPS juga ada yang kesurupan. Kali ini dikelas XI IPS, kasma yang ikut kesurupan terlihat lebih liar dan dikepung beberapa siswa lain dan terlihat ada Bu farida, Bu wiwin guru bahasa inggris mencoba menyadarkan kasma. Rendi coba mendekat ke arah kasma. Lalu rendi membaca ayat kursi untuk mengusir makhluk halus yang mengganggu kasma ditelinganya. Beberapa siswa yang berada disitu, juga terlihat komat-kamit dengan wajah tegang. Bu farida dan beberapa siswa hanya memegangi tangan dan kaki kasma yang terus berontak. Tak ada perubahan lalu rendi keluar. Di ruang kelas X A yang bersebelahan dengan kelas XI IPA juga tampak terdengar teriakan-teriakan dari perempuan. Rendi melihat seorang siswi dipegangi teman-temannya karena menjerit dan berontak sambil menghujat sana-sini tak karuan. Matanya terpejam rapat dan tegang. Lalu direbahkan darurat didepan kelas. Lalu rendi memasuki kelas XI IPA dan menghampiri melda yang belum sadarkan diri. Rendi berpikir sejenak, hendak mereka-reka apa yang harus dilakukan dan dikatakannya lagi. Meskipun, bisa melihat hal-hal gaib, tapi ia tidak menguasai sepenuh-penuhnya hal-hal seperti ini. Karena kasus ini, kasus pertamanya.
“hey kamu siapa? Kamu kenapa masuk ketubuh melda?” tanya rendi
“mereka mengahncurkan rumah mamaku, mamaku kesakitan mamaku kesakitaaan aaakk” jawab melda
“mereka siapa? Melda?”
“bukan”
“terus kalo bukan melda siapa? Kenapa masuk ketubuh melda?” tanya rendi lagi
“aku mau melda mati kalian juga yang ngehancurin rumah mamaku”
“rumah mamamu yang mana? Kau keluar dulu dari tubuh melda”
“gak mau, aku mau yang ngehancurin rumah mamaku minta maap sama mamaku”
“iya iya, tapi siapa yang ngehancurin rumah mamamu”
“aku gak tau, pokoknya aku mau dia minta maap”
“kaya apa kami tau kau aja gak tau. Kasih tau kami siapa orangnya nanti kami bantu buat dia minta maap”
“ada laki-laki kemaren sore yang nginjak kaki mamaku sampe mamaku gak bisa jalan, dia mengganggu alam kami”
Lalu rendi mencoba menanyai beberapa siswa yang berada disitu berharap tau siapa lelaki yang dimaksud. Lalu ada seorang siswa yang mengatakan mengetahui siapa lelaki yang dimaksud. Dia mengatakan yang dimaksud setan yang merasuki melda tersebut adalah rama siswa kelas XI IPS 2. Karena kebetulan ia melihat rama kemaren sore. Ia juga mengatakan bahwa bukan hanya rama yang ada disitu tetapi ada ricky, gilang, dan pak Fajar yang mana satpam di sekolah tersebut. rendi pun langsung memanggil pak fajar dan rama untuk meminta maaf kepada setan-setan tersebut. Tapi setan-setan tersebut masih belum mau keluar dari tubuh melda. Lalu pak ilham kini datang bersama seseorang lelaki tua berkaca mata. Melda dipegangi kedua tanggannya oleh Pak setio, sementara dua orang siswa berusaha menghentikan kedua kaki melda yang terus berontak. Lelaki berkacamata tersebut memegang erat kepalanya dengan sedikit menekan kemudian membaca Ayat-Ayat Rukyah yang bersumber dari Al-Quran yang diyakini dapat membakar jin jahat yang dipastikan merasuk ke dalam tubuh dan jiwa melda, siswa kelas XI IPA. Hampir seperempat jam melda di-rukyah. Matanya yang semula tertutup rapat kini mulai terbuka sedikit disertai dengan rintihan “aduh….aduuuh…saa..saakit!” dan rendi mulai berfikir “mungkin ia telah mulai sadar” berbisik dengan seorang temannya. Dan benar melda mulai sadar. Melda pun meminum air yang telah sebelumnya diberi mantera-mantera doa. Tubuh melda lunglai dan perlu istirahat banyak.
            Melalui kebijakan Kepala Sekolah, melda dipulangkan untuk istirahat. Sebelum melda keluar dari kelas, beberapa teriakan histeris memekikkan telinga lagi. Kali ini dari kelas XII IPS. Dalam waktu sekejap sudah berkerumun beberapa siswa dekat siswa yang jatuh pingsan dan meronta itu. Kali ini secara bersamaan, mencapai dua siswa perempuan semua. Semua guru yang tadi ikut membantu memegangi sri bahriyati dan kasma yang mulai membrontak lagi dan beberapa siswa yang bergegas membantu membopong kedua siswa tersebut. Mereka semua meronta, disertai penglihatan mereka yang kosong dan seakan ada yang mengendalikan. Pak ilham, Guru Ekonomi yang sejak tadi hanya berdiri kebingungan , tiba-tiba menelepon beberapa orang. Kali ini, pak Mustapa dan seorang ibu-ibu berjilbab. Lalu seorang ibu-ibu tersebut menelpon seseorang yang tidak diberi tahu namanya walaupun tidak bisa hadir tapi ia hanya merukyah dengan jarak jauh suaranya dikeraskan melalui handphone ke telinga sri bahriyati. Dan pak mustapa mengeraskan suaranya. “Hai…makhluk Allah, apa kamu masih tidak mau keluar? Keluarlah, maka aku tidak akan menyakitimu.”
Tiba-tiba dari mulut kasma keluar ucapan lirih. ”Iya..., aku mau keluar! aku sudah keluar…! jangan teruskan panas!..panas!”
“Bohong, kamu belum keluar..! ayo keluarlah! “Audzubillahi kalimatittammati…, keluarlah!”, bentak Ustad hakim.
Dari mulut kasma berucap lagi“ aku sudah keluar…! panas…panas!”
Di tengah para guru yang masih sibuk dengan bacaan-bacaannya. Akhirnya, melalui keputusan kepala sekolah semua siswa dipulangkan sebelum jam terakhir. semua siswa lega begitu dengan rendi yang dari tadi tegang melihat kondisi disekolahnya karena pikirnya ini tindakan tepat demi menyelamatkan jatuhnya korban-korban selanjutnya. Siswa yang terlanjur kesurupan dan sudah ditangani oleh orang pintar, diberi dispensasi untuk tidak masuk ke sekolah selama belum sembuh total. Pak mustapa yang duduk di kelas, memberi arahan kepada para guru, agar untuk berhati-hati jika berkata atau pun melakukan aktivitas dilingkungan sekolah. Mereka juga memberi amalan yang dapat dibaca oleh para guru dan siswa untuk menghindari dari kekuatan jin jahat. Sebagian guru masih berada di kelas XII IPS, Bu wiwin, Bu lola, Bu farida, Pak jhon, dan Pak anbo. Begitu juga dengan pak fajar yang meminta maaf kepada guru-guru karena membawa anak-anak bermain ke lingkungan sekolah yang angker dan menyebabkan kesurupan massal ini terjadi. Lalu pak mustapa memberi nasehat kepada pak fajar “sebaiknya jangan mengganggu mereka. mereka tidak akan mengganggu kita kalau kita tidak menggangu mereka” lalu pak fajar pun hanya mengangguk dan merasa bersalah.
  Setelah dinasehati pak  mustapa para siswa dan beberapa guru membersihkan lingkungan sekolah agar rumah mereka tidak terganggu dan tidak merasuki para siswi lagi mereka juga tidak berani lagi untuk bermain ditempat-tempat yang angker. Dan para siswa pun sekarang lebih berhati-hati dan menjaga perkataan mereka agar tidak menyinggung atau mengganggu setan-setan tersebut. Seminggu setelah  kejadian ini, semua kembali seperti semula. Para setan itu tidak lagi merasuki para siswa.

Sumber : http://selilicious.blogspot.com/2011/08/tarra-cerpen-gue-selesai.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar