Oke perkenalkan namaku Erhil. Sejak kepergianku dari Makassar, aku sudah bisa beradaptasi dan mulai senang bergaul dengan teman-temanku di Bandung ini. Sewaktu di Makassar, aku orangnya jarang bergaul atau bisa dibilang pendiam dan lebih suka sendiri. Disekolah, aku bisa dikatakan siswa yang pandai sampai-sampai Saya direkomendasikan ikut PERTUKARAN PELAJAR antar pulau. Aku ikut karena memang keinginanku ingin belajar dikota-kota besar, dan aku direkomendasikan ke salah satu sekolah negeri yang ada di kota Bandung.
“Rhil, Ke Bosscha yuk..” Panggil Handy yang langsung mengagetkanku
“Eh kemana? Bosscha? aku baru dengar nama itu” Jawabku sambil menenangkan jantungku yang dari tadi dibuat berdetak cepat oleh Handy.
“Heh kamu udah sebulan disini tapi blum tau Bosscha Observatory?” Tanya temanku yang satu lagi.
“Iya iya, emang mau kesana kapan?” tanyaku yang penasaran
“Sekarang. Bosscha itu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia” Kata Handy yang lagi-lagi mengagetkanku.
“Oh ya? Oke oke.. ayo pergi…”
---Di Bosscha---
“Wuih ndy… knapa nggak bilang dari dulu kalau ada tempat kayak begini? Kan kamu tau klo aku suka liat bintang” kataku dengan perasaan kagum akan tempat ini. Sungguh memang aku baru kali ini melihat tempat peneropongan bintang.
Saat kami sedang asik-asiknya melihat dan berkeliling ditempat itu, aku melihat seorang cewe yang sebaya denganku, penampilannya memang agak tomboy dari cewek yang biasanya. Dengan muka jutek, dia berkeliling bersama temannya.
“Jarang-jarang ada cewek yang datang ketempat seperti ini” kataku dalam hati.
Tapi aku menghiraukannya dan tetap santai bersama teman-teman yang lain.
“Ndy, temani aku jalan-jalan cari teleskop besok yah” panggilku ke Handy dengan muka jutek entah karena liat cewek tadi itu, moodku langsung berubah. Ya, ini gara-gara segerombolan perempuan yg lewat disampingku sambil berbicara serampangan dan menabrakku entah dengan sengaja atau tidak
“Wuidihh yang suka liat bintang. Wkwkwk okedeh besok saya temani.” jawab Handy dengan sok
-----Keesokan harinya--------
Aku yang udah berkeliling-keliling mencari teleskop yang cocok untukku akhirnya ketemu.
“Erhil… coba liat tuh cewek… itu cewek yang kemarin ya kayaknya, yang judes itu” Panggil handy dari arah belakang sambil membisiki telingaku
“Oh iya, itu cewek kemarin yang aku lihat, rupanya Handy juga melihat dia kemarin” Kataku dalam hati.
“Iya bener ndy, aku juga kurang suka dengan cewek itu”
Entah kenapa aku kurang suka dengan cewek itu dan tidak tau juga apakah dia juga kurang suka denganku. Aku melanjutkan mencari teleskop dan akhirnya dapat. Rencananya, malam ini aku dan teman-teman mau ke bukit untuk menikmati keindahan langit malam diatas kota bandung ini.
----------Malam harinya--------
“Cakep ndy… langit malam di kota bandung emang mantep…” Kataku sambil melihat langit…
“Pasti donk Rhil.. Ini spot yang sangat cocok untuk melihat bintang…” kata Handy
Di spot ini, memang hanya kelompok kami yang datang, tapi tidak berselang waktu lama, kemudian cewek yang aku jumpai di Bosscha itu datang lagi secara tidak sengaja bersama teman-temannya dengan bekal untuk melihat bintang-bintang juga
Aku mulai risih dengan kedatangan mereka-mereka ditempat ini. Kembali lagi moodku jadi berkurang karena cewek itu. Kemudian dengan bermodalkan wajah marah aku datangi cewek itu dan teman-temannya yang sedang asik melihat bintang-bintang juga.
“Kamu kenapa sih selalu datang dimana saya berada?” Gertakku dengan wajah marah agar mereka ketakutan. Hasilnya teman-teman dari cewek itu kemudian takut tapi berbeda dengan cewek itu, dia malah menantangku
“Aku selalu mengikuti kamu dimana kamu berada? Buktinya aku tidak ada kalau kamu dirumahmu. Trus apa urusannya kalau aku datang kesini, ketempat pembelian teleskop dan ke Bosscha? Memangnya ada larangan? Kamu nggak usah marah donk.” Jawab Dia dengan muka marah juga
Aku kehabisan kata-kata dan berjalan memutar arah ke teman-temanku yang dari tadi melihat percakapanku dengan cewek itu. Aku melanjutkan penelusuran langitku bersama teman-temanku. Aku Hiraukan cewek itu bersama dengan kelompoknya. Nampaknya mereka hanya bermain seperti anak-anak dan melempar-lempar batu ke bawah.
Tanpa sengaja, batu yang cewek lempar itu tepat mengenai Teleskop yang baru aku beli siang ini dan membuatnya agak lecet sedikit. Spontan saja aku sangat marah dengan mereka dan kembali berdebat dengan cewek itu. Cewek itu kemudian meminta maaf kepadaku tetapi aku tidak mendengarkannya dan kembali memarahi mereka yang bergaya terlalu kekakanak-kanakan.
“Sudah Rhil… Tenangkan dirimu.. Kamu kesini kan ingin Menikmati langit malam. Lagian, teleskopmu cuman lecet sedikit kok. Ayahmu pasti tidak mengetahuinya” Kata Handy yang berusaha menenangkanku.
“Oke. Kalian berdua baikan aja yah… kita nikmati langit malam bersama-sama. Gimana?” Kata handy lagi yang mengeraskan suaranya agak teman-teman yang lain mendengarnya.
“SETUJU… Sudah Baikan aja Rhil… Nggak ada untungnya juga kamu marahin dia… Iya Baikan” Sorak semua Teman-temanku yang berusaha menenangkanku.
Dengan keadaan terpaksa. Kemudian aku menjulurkan tanganku seperti orang yang ingin berbaikan kembali. Kemudian cewek itu menjabat tanganku sebagai tanda kita berbaikan…
Setelah itu aku tidak tau apa rencana dari Handy, kemudian kita disuruh untuk duduk berjajar dengan posisi aku dan cewek itu berdekatan.
“Maaf kalau selama ini kamu tidak suka dengan aku. Aku juga sebenarnya kurang suka dengan kamu, karena melihat dari penampilanmu, kamu itu sok jagoan. Oh iya kenalkan, aku Beby. Aku suka melihat bintang-bintang bersama teman-temanku disini” Kata cewek itu yang rupanya bernama Beby.
Kemudian ia curhat kenapa dia bisa suka dengan teleskop, kenapa dia suka dengan bintang dan lain lain itu karena orang tuanya hobi meneliti angkasa luar dan orang tuanya telah meninggalkan dia sendiri bersama dengan neneknya. Spontan saja dia mengeluarkan air mata sambil tertunduk agar kami semua tidak melihat muka sedihnya.
“Saya juga minta maaf yah Beb kalau selama ini aku sinis terhadapmu.. aku turut bersedih mendengar ceritamu” Jawab aku sambil mengusap air mata yang jatuh dipipinya.
“Heh tau nggak, kalau kamu sedih begini kamu jelek loh… Aku lebih suka lihat kamu tersenyum.. sudah jangan menangis lagi yah… nanti orang tuamu marah loh kalau lihat anaknya sedih begini saat melihat langit malam” Kataku yang berusaha menenangkannya…
“Trima kasih sudah mengerti perasaanku” Kata Beby kembali yang kemudian memelukku dan menangis sedih dipelukanku…
Akhirnya kami semua menikmati langit malam di kota bandung ini kembali.
---------Tamat------------
Sumber : http://chaerilbakri.blogspot.com/2013/04/cerpen-langit-malam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar