Sudah hampir sejam Dika nunggu jemputan,tapi mobil silver belum juga nongol digerbang air port.
Saking lelahnya dan ingin cepat tiba dirumah,Dika langsung menahan Taxi, saat Dika menahan taxi, tiba-tiba ada seorang cewek yang juga menahan taxi itu, Dika yang heran barcampur kesel langsung memarahi cewek itu.
“Woy,gue dulu yang nahan taxi ini!!”
Bentak Dika
“Enak aja orang gue Dulu yang nahan taxi ini,”
“Yee enak aja,orang jelas-jelas gue dulu yang nahan!!”
“Whatever!!”
Bentak kembali cewek itu dan langsung masuk kedalam Taxi, Dika yang nggak mau ngalah juga ikutan masuk.
“Eh mau ngapaen sih lo?”
Tanya cewek itu sinis,
Tanpa membalas pertanyaan cewek itu Dika langsung menyuruh supir Taxi itu untuk tancap gas.
“Jalan pak.”
Cewek itu tidak banyak omong lagi,hanya duduk diem dengan muka yang kesel.
“Mau kemana mas mbak?”
Tanya pak supir itu. Dan nggak di sangka nggak diduga alamatnya Dika sama Cewek itu sama hanya beda nomor rumah aja.
“jalan Hassanudin pak,”
Keduanya saling tengok dengan mengerutkan kening dan ekspresi muka binggung plus kesel.
“Ngapaen lo liet-liet?”
Bentak cewek itu lagi.
“PD banget lo,siapa juga yang lietin lo,cewek aneh!!”
Didalam taxi itu mulai hening lagi. Begitu taxi itu sampai didepan rumah dengan alamat yang disebutin keduanya,Dika berkata dalam hati.
“Ini cewek siapanya om mochtar ya? Baru kali ini gue liet,mungkin pembantunya kali ya? Tapi kok pembantu naek pesawat? Kayanya nggak mungkin deh,alah bodo amat.”
Gumam Dika menebak-nebak dalam hati. Cewek itu heran melihat Dika.
“Woy,kenapa lo? Terpukau melihat penampilan gue?”
Sahut cewek itu dengan lagak nya,
“Idih GR!!”
Bales Dika,
“Eh yang tadi nahan taxi lebih dulu siapa?”
Tanya cewek itu
“Ya jelas gue lah,”
“Oo elo ya? Berarti ini taxi lo dong?”
“Emang,”
Jawab Dika singkat dengan gaya yang kesel,
“Yudah ini taxi lo kan? Berarti lo yang bayar dong?”
Kata cewek itu sambil senyum-senyum,belum sempat Dika membalas perkataannya cewek itu lagsung berkata dan berjalan menuju gerbang rumah Om nya itu.
“Bye.. bayar ya,kan taxi lo,”
“Ekkk cewek aneh!! Rese!! Nyebelin Lo!!”
Bentak Dika tapi cewek itu nggak peduli dan malah menjulurkan Lidah nya,sambil senyum-senyum.
“Rasain tuh huh’”
Bales cewek itu nggak peduli.
JJJ
Saking lelahnya dan ingin cepat berisrirahat Dika langsung menuju Istananya (Kamar ).
Dengan cepat Dika langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sangat empuk,hingga Dika tertidur pules,dan terbang kealam mimpi.
Nggak terasa udah sore,Dika terbangun dan segera mandi. Badan nya udah lepek dan bau keringat .
Setelah selesai mandi Dika membuka pintu yang terbuat dari kaca dan menuju balkon yang berada tepat didepan kamar Dika.
Dika berdiri sambil melihat Sunset yang sedikit demi sedikit akan hilang dari arah Barat.
Sekilas Dika melihat sosok cewek yang tadi siang sudah membuat Dika kesel. Cewek itu sedang menutup jendela kamar yang berhadapan dengan kamar Dika,Dika masih menebak-nebak dalam hati,kalau cewek tadi siang itu sebennya siapanya Om Mochar,yang juga teman baik keluarga Dika.
Karena sepengetahuan Dika,om Mochtar hanya mempunyai 2 orang anak cowok yang juga jadi sahabat Dika dari kecil.
Tanpa sadar Dika tidak tau kalau sang mama sudah berdiri disampingnya.
“Mama”
Dengan ekspresi kaget,
“Kamu kok nggak ngasih tahu mama kalau sudah tiba di rumah? Tau gitu kan mama cepat pulag tadi.”
“Nggak apa-apa kok ma,lagian Dika juga tadi capek banget,jadi tadi masih tidur bentar.”
Jelas Dika ke mama nya.
“Papa mana ma?”
Tanya Dika,
“Papa kamu masih di kantor,lagi meeting katanya,”
“Owh..
“Gimana liburan di Sidney?”
“Yah gitu deh ma,nyenengin juga sih,”
“Ya bagus kalau kamu seneng.”
Andika Syaputra adalah anak tunggal dari bapak Pratama dan ibu Yohanes yosep.
Dika begitu nama panggilan anak seorang pengusaha besar,kaya dan sangat terpandang. Dika yang sudah duduk di kelas 3 SMA ini memiliki sifat yang sangat membuat cewek-cewek penasaran dengan kepribadian cowok Blasteran AUSTRALIA-INDONESIA ini,cowok yang mempunyai mata seperti mata elang yang sangat tajam ternyata sangat di segani di sekolahnya,tapi walaupun begitu cewek-cewek satu sekolahan pada gigit jari kalau liet cowok satu ini,Dika juga ketua genk mobil yang paling disegani di genk-genk mobil lainnya. Dika mempunyai hobby,seperti beolahraga,balapan dan main musik. Dika dari SMP sudah menjadi capten team basket disekolahannya,hingga sampai iya duduk dibangku SMA,Dika tetap saja terpilih menjadi capten team basket,saking cintanya kepada Dunia olahraga Dika nggak pernah berhenti berlatih.
Hari pertama masuk sekolah setelah selesai libur,dengan penerimaan siswa baru. Dika kaget saat melihat cewek yang waktu itu di Air Port perang mulut dengan Dika,ada di sekolahanya,Dika nggak nyangka ternyata cewek jutek itu masuk disekolah faforit itu.
Begitu lagi MOS Dika ngerjain cewek itu habis-habisan,Dika manggil cewek itu sesuai nama Rimba yang dipilih cewek itu.
“Eh, lo bebek sini!”
Panggil Dika sedikit membentak cewek itu. Dengan jalan yang sangat lambat dan sedikit takut, cewek itu berjalan sambil menundukkan kepalanya.
“Lambat banget sih lo bebek jalannya!!”
Bentak Dika lagi,
“Maaf ka,”
Gumam cewek itu sedikit ketakutan,
“Lo liet nggak tuh bunga? Sekarang bunga itu lo ambil,lo gombal tuh panitia yang namanya Ragil.
“Baik ka,”
“Eitss,tapi inget bunganya jangan dipetik,pake cara sendiri awas kalau dipetik.”
“Iya ka,”
Dengan wajah yang heran cewek itu berjalan menuju pohon bunga yang ada di taman.
“Ich trus bunganya mau ambil pake apaan nih? Tuh orang aneh banget ya,dimana-mana juga orang kalau ambil bunga ya dipetik,aneh banget!!”
Omel cewek itu,dan tanpa banyak basa basi cewek itu langsung menggigit batang bunga mawar tersebut,hingga bunganya copot,tanpa dipetik.
“Bunga nya udah ada kan?”
Tanya Dika kecalon siswa baru itu,
“Iya ka,”
“Sekarang kamu gombal tuh kakak panitia yang namanya Ragil,”
“Yang mana kak?”
“Cari sana,jangan nanya,kok malah nanya ke gue sih,kenalan sana ama panitia-panitia.”
Dengan nada suara yang tinggi dan sedikit membentak.
Cewek itu langsung berjalan menuju kakak-kakak panitia yang cowok yang lagi pada ngumpul.
“Permisi ka,yang nama nya ka Ragil yang mana ya?”
Tanya cewek itu sopan. Dari salah satu kakak panitia yang memakai kaca mata berdiri dan langsung menyaut.
“Gue yang namanya Ragil.”
“Ini bunga buat kakak,”
Kata cewek itu dengan memberikan bunga kepada kakak panitia yang bernama Ragil.
“Woy,gombalnya mana? Masa gitu doang?”
Bentak Dika dari kejauhan kepada cewek itu,
“Kakak cakep deh,kaca matanya beli dimana kak?”
Gombal cewek itu nervous,
“Udah sana balik kebarisan,sekarang waktunya istirahat,”
Kata Ragil kepada cewek itu,
“Iya makasih kak,”
Cewek yang berrambut panjang itu langsung berbalik badan dan berjalan dengan langkah cepat ia kembali kebarisan.
Pulang sekolah Dika bertemu dengan Rendy anak tetangganya itu,Rendy dengan lagak nya yang sok Coll menyapa Dika yang sedang menuju ke parkiran ,dimana mobil sport bekode police D.1.KA di parkirnya.
“Wihh My Brother,gimana kabar Lo?”
“Baek sob,lo sendiri gimana?”
“Baek juga,”
“Mau kemana rend?”
Tanya Dika yang sedang berdiri didekat mobil nya,
“Biasalah cuci mata dikit, hehe..”
Jawab Rendy asal,
“Dasar lo,”
“Hehehe..”
Rendy dan Dika ketawa geli.
Diperjalanan pulang Dika bertemu dengan cewek yang belum Dika ketahui nama cewek itu. Dika hampir saja menabrak cewek saat cewek itu mau menyeberang jalan. Cewek itu berteriak karena kaget,Dika pun ikit kaget dan lagsung ngerem mobilnya. Dika langsung turun sambil marah-marah.
“Lo lagi,lo lagi,ngapaen sih loh?! Kalau jalan pake mata dong?!”
Bentak Dika kesal ke cewek itu,
“Yee malah marah-marah,minta maaf kek,lo tuh yang nyetir hati-hati dong?!”
“Ngapaen gue minta maaf,orang lo yang salah!”
“Makanya kalau nyetir jangan ngelamun!”
Cewek itu balik membentak Dika.
“Mimpi apa ya gue,ampe ketemu elo tiep hari nggak laen cuman buat gue kesel!”
“Lo pikir,gue seneng,ketemu sama lo? Gue juga ogah!”
Balas cewek itu nggak mau kalah,
“Sorry ya,gue banyak urusan,nggak penting ladenin cewek gila kaya lo.”
Dika langsung masuk mobil,dan pergi dari tempat itu.
“Dasar cowok sinting!!!!”
Teriak cewek itu dengan sangat kesal.
Sore harinya dihalaman depan rumah yang cukup luas terdapat lapangan basket mini yang dirancang oleh papa Dika khusus untuk Dika anak semata wayangnya itu.
Tiba-tiba Dika melihat cewek tadi siang sedang duduk didepan rumah sambil membaca majalah.
Kebetulan Rendy yang serumah dengan cewek itu datang nyamperin Dika yang lagi maen basket,tanpa basa basi Dika langsung nanya ke Rendy.
“Cewek yang lagi duduk itu siapa Ren?”
“Owh itu,dia sepupu gue,namanya Tannia,”
Dika ngangguk-ngangguk kepala,
“Kenapa Lo naksir?”
“Ngaco lo,ya nggak lah,”
Gumam Dika,
“Kolo bukan sepupu gue,udah gue embat juga,”
“Hahaha.. gila lo ye,sepupu diembat juga.”
“Nggak-nggak bercanda Dik, hahaha..”
Bercanda emang cari khas Rendy, nggak ada hari tanpa bercanda,itu lah Rendy yang penuh dengan Humor.
Paginya saat Dika sedang berjalan dikoridor sekolah,Dika berpapasan dengan Tannia,tapi mereka tidak saling sapa atau saling tegur,seakan-akan nggak pernah ketemu.
Tannia dengan lagaknya yang jutek sama sekali nggak peduli dengan lewatnya seseorang yang hamper menabraknya. Saking laparnya Tannia sampai buru-buru banget pengen cepat ngisi perunya yang udah keroncongan banget. Tannia langsung kegerobak mang Jajang untuk memesan semangkok Bakso. Saat Tannia bebalik dengan semangkok bakso Dika sudah berada didepannya,dan lagi-lagi membuat masalah,kali ini Dika menumpahkan semangkok bakso milik adik kelasnya itu.
Sampai bececeran dilantai,dan parahnya baju Tannia basah,kepercik kuah bakso tadi,Tannia sangat marah dan nggak peduli dengan orang disekelilingnya,yang memperhatikan kejadian itu.
“Lo sengaja ya?”
Tanya Tannia dengan kasar,
“Makanya lo,jalan pake mata dong?!”
Balas Dika dengan gyanya yang cool abis,
“Eh yang suruh lo berdiri disitu siapa?”
“Emang ada larangannya gitu? Orang cakep dilarang berdiri disini? Nggak adakan? Mang jajang aja nggak ngelarang, kok jadi elo yang sibuk sih?”
“Idih,sok kecakepan banget lo?! Yang ada orang jelek, sombong,sok cakep kaya lo dan sinting dilarang keras,berdiri disini! Puas lo?!”
“Eh mau lo apa sih?”
Tanya Dika lebih kasar lagi,
“Gue mau lo bersihin baju gue,”
Jawab Tannia nggak kalah kasarnya,
“Ini bakso lo gue ganti,”
“Eh cowok sombong gue nggak butuh duit lo,bersihin nggak baju gue?!”
“Bodo bersihin aja sendiri,gue ada urusan yang lebih penting,nggak ada waktu buat ladenin cewek kaya lo,bye..”
Sambil melam baikan tanganya kearah Tannia,Tannia sangat kesal.
“Ich,dasar cowok sinting!!”
Teriak Tannia saking kesalnya.
Teman-teman Tannia yang melihat kantin pada ramai langsung menyerobot masuk kekantin seakan nggak mau ketinggalan gossip.
Ternyata yang lagi dikerumunin anak-anak adalah sahabat mereka.
“Ada apa sih Tan?”
Tanya Chika dengan gaya yang centil,
“Tuh cowok sinting,”
Jawab Tannia dengan wajah yang benar-benar marah,
“Udah-udah yuk ketoilet bersihin baju lo,”
Ajak Qaren sambil menarik tangan sahabatnya itu,mereka berjalan menuju Toilet,Tannia yang tadinya lapar banget sekarang udah nggak karena insiden tadi.
Sepulang sekolah seperti biasa Tannia nunggu jemputan digerbang sekolah,sudah hampir 15 menit Tannia nunggu jemputan,tapi belum ada juga jemputan Tannia datang.
“Pip.. pip “
Tiba-tiba ada sebuah mobil,berhenti dibelakang Tannia,Tannia kaget dan langsung berbalik badan.
“Eh jangan berdiri ditengah jalan dong,cari mati lo!”
Kayanya suara itu Tannia kenal,ternyata nggak lain dan nggak bukan dugaan Tannia benar,siapa lagi kalau bukan Andika Syaputra.
“Ich lo lagi! Ngapaen sih lo?”
“Jangan berdiri disitu,ngerti nggak sih?! Mau gue tabrak lagi?”
Tanpa ngebales omongan Dika,Tannia langsung berjalan,nggak peduli lagi dengan cowok yang tiep hari buat masalah dengan Tannia. Dika langsung menancap gas mobilnya dan melaju pergi dari halaman sekolah.
Sore itu cuaca sedang bagus-bagusnya Dika dengan hobbynya tiep sore yaitu maen basket,sedang asyik memasukin bola ke ring.
Cewek berambut panjang dan berbody sexi ini ternyata sedang memperhatikan permainan Dika yang udah kaya atlite basket yang sesungguhnya,terpesona banget Tannia sampai nggak sadar kalau kiko kakak sepupu Tannia sudah berdiri didekatnya.
“Ayo ngelamunin siapa?”
Tegur Kiko sambil melihat kearah jendela,
“Nggak lagi ngelamunin siapa-siapa kok,”
Jawab Tannia dengan expresi wajah yang kaget,
“Ngeles lagi,ketahuan tuh lagi mratiin Dika kan?”
Goda Kiko lagi kesepupunya yang berwajah oval,
“Idih ngelamunin cowok gila itu? Ich kurang kerjaan banget deh ngelamunin dia”
Wajah Tannia langsung memerah karena ketahuan sedang memperhatikan Dika tapi Tannia tetap aja ngeles,sambil berkata dalam hati,
(Owh jadi namanya Dika,cakep sih tapi super nyebelin rese banget lagi).
Tannia Putri itu nama lengkap cewek yang dikenal jutek,lucu,asyik,baik tapi dia bisa jahat juga kalau ketemu orang jahat juga,cewek berbadan tinggi,sexi dan berambut panjang hitam legam dan juga memliki bentuk wajah yang oval ini ternyata membuat kaum adam satu sekolahan siul-siul nggak jelas,Tannia kesal kalau udah ngeliat tingkah cowok-cowok disekolahannya.
Tannia memiliki tiga orang sahabat yang bernama Chika,Qaren dan Liana,ketiga sahabat Tannia ini mempunyai sifat dan karakter yang ber beda-beda,yang pertama:
Chika,cewek yang dikenal centilnya selangit,nggak pernah diem dan cewek yang berambut sedikit kecoklatan nggak pernah lepas dari yang namanya kipas dan dandan,bukan hanya centil cewek bawel satu ini juga ngefans banget sam kakak kelas mereka yang dikenal dengan julukan “KING HANDSOME”, nggak lain adalah musuh bubuyutan sahabatnya yaitu Tannia.
Qaren,cewek imut,lucu,tapi lemot,lemotnya emang bawaan orok,tapi soal pelajaran dia nggak lemot,J,sahabat Tannia yang satu ini berambut pendek dan gayanya simple anak nya baik,tapi saying dudul lemot banget,cewek lemot ini tergila-gila banget ama yang namanya GadGet,selain itu cewek berkaca mata ini suka banget ama yang nmanay tokoh kartun Mickey Mouse dari sono nya juga,mungkin waktu ngidem nyokabnya suka tikus kali ya? Hehehe…
Dan terakhir Liana,cewek satu ini beda lagi,Liana karakter dia tomboy,kocak,humoris juga tapi cewek satu ini nggak pernah ada cowok yang naksir,kenapa? Karena cowok-cowok pada takut ama dia,gimana nggak coba? Sahabat Tannia yang ini sudah berguru Taekwondo sejak kecil Cowok-cowok pada takut kena tendangan mautnya,hehehe…
Itu lah karakter ketiga sahabat Tannia,ada yang centil,lemot,bahkan ada pula yang tomboy.
Dirumah gedongan,mewah,hanya terdapat seorang cowok yang lagi ngerasa kesepian banget. Dika nggak tau mau ngapaen,bier nggak bad mood,udah maen gitar,ngedrum,dengerin music,tapi tetep ada BT borring total.
Orang tua Dika sejak tadi pagi belum juga pulang,mereka selalu sibuk dengan dengan pkerjaan masing-masing,tapi Dika juga ngerti dengan kesibukan mereka walaupun kadang Dika suka kesal.
Akhirnya biar buat hilangin BT Dika maen kerumah Rendy sahabat plus tetangga. Karena udah ngerasa biasa keluar masuk rumah Rendy,tanpa dipersilahkan masuk ,Dika langsung menuju kamar Rendy yang berada dilantai dua rumah Rendy.
Tanpa peduli Dika menabrak adik sepupu Rendy,wajah yang kesakitan langsung memarahi Dika yang udah ketiga kalinya nabrak Tannia,Tannia langsung naik darah.
“Woy.. lo masuk rumah orang nggak pake salam maen nyelonong aja kaya bebek,nabrak gue lagi!”
Gerutuh Tannia,marah banget,tapi cowok yang menabraknya itu sama sekali nggak peduli dengan omongan Tannia barusan,Dika terus berjalan menaiki satu persatu anak tangga.
“Heh.. lo punya kuping nggak sih?! Orang ngomong di cuekin,nggak pernah diajarin sopan santun sama nyokab lo ya?!”
Gerutuh Tannia lagi,semakin marah,dan langkah Dika langsung tersentak dengan omongan yang dilontarkan Tannia barusan. Dika membalikkan badanya dan berjalan menuruni anak tangga ber jalan menuju arah Tannia berdiri,dengan matanya yang seperti mata Elang menatap Tannia dengan sangat tajam,dan berkata,
“Maaf”
Dengan suara sedikit berbisik,tepat ditelinga Tannia dan di barengi dengantatapan tajam yang nyeremin banget. Tanpa berkata-kata lagi Tannia langsung berjalan dengan sedikit berlari-lari kecil karena ketakutan dengan tatapan tajam Dika tadi.
Tannia langsung masuk kekamarnya sambil membayang-bayangkan mata Dika tadi yang menatapnya dengan penuh dendam. Tannia langsung mengambil boneka Popeye kesayangannya dan memeluknya tapi masih dengan wajah takut dan marah juga,campur aduk deh.
“Tuh cowok kenapa sih? Hobi banget buat masalah sam gue,mau nya apa sih,heran gue.”
Omel Tannia masih saja marah-marah sendiri nggak jelas dikamarnya,masih nggak terima dengan perlakuan Dika yang selalu saja bikin rebut.
Dijam istirahat Tannia ngumpul bareng ama sahabatnya dikantin sekolah,sambil melahap makanan pesanan masing-masing.
Tak lama kemudian Dika masuk kekantin sendiri dan membuat penghuni kantin terutama kaum hawa terkecuali Tannia,pada bengong melihat seorang cowok yang sangat tampan masuk kekantin,apalagi adik-adik kelas Dika yang ngefans banget ama Dika layaknya ngefans ama artis papan atas.
Chika yang salah satu FCD alias (FANS CLUB DIKA) tiep ngeliat Dika lewad didekatnya Chika pasti selalu ngambil foto Dika secara diem-diem tanpa sepengetahuan Dika,disetiap gerak gerik Dika Chika selalu mengambil gambarnya.
Sampai Dika di julukin King Handsome,saking tampanya dan kerenya,tapi Dika nggak pernah menanggapi julukan itu.
“Chik ngapaen sih lo ,ngambil gambar orang gila itu tiep saat?”
Sahut Tannia yang ngeliet Chika sok sibuk banget,
“Iya nih,ngefans nggak ampe segitunya kali Chik”.
Tambah Liana yang juga ngerasa aneh ama tingkah sahabatnya itu.
“Emang Chika ngapaen Ly? Dia kan cumin ngambil gambar Dika,kok dimarahin?”
Tanya Qaren si Lemot,
“Diem aja,rebut lo”
Gerutuh Liana,ke Qaren yang selalu lemot dan lola alias Loading Lama,
“Ich lo bertiga diem aja kenapa sih? Nggak bisa liet orang seneng dikit,lagian orang gue yang sibuk,kenapa kalian yang repot sih?”
Jawab Chika yang udah kesal ngeliat sahabatnya yang cacingan kalau ngeliet Chika udah mulai sarap apalagi kalau udah ngeliet Dika bisa tambah sarap Chikanya.
“Udah yuk ah,ke kelas,bentar lagi bel”
Ajak Tannia kepada ketiga sahabatnya,
“Bentar lagi Tan,masih ada Dika,
Sahut Chika yang masih saja mengambil gambar Dika dari berbagai sisi.
“Udah ah,yuk Ly,Ren”
Ajak Tannia lagi ke Liana dan Qaren,tanpa mempedulikan Chika. Tannia,Liana,dan Qaren,langsung bangkit dari tempat duduk mereka dan berjalan keluar kantin.
“Woy tungguin gue”
Teriak Chika ,baru sadar kalau udah ditinggalin oleh ketiga sahabatnya. Chika segera bangkit dan berlari mengejar tiga sahabatnya yang berjalan menuju kelas.
Dugaan Tannia benar,kalau bel akan segera berbunyi,tepat mereka sampai dikelas suara bel terdengar ditelinga seluruh penghuni sekolah itu.
Mata pelajaran ketiga masuk,pelajaran yang paling Qaren senengin yaitu pelajaran Kimia,tapi anehnya tiga sahabat Qaren sangat tidak menyukai pelajaran ini, menghafal rumus sangat menyebalkan bagi mereka.
“Huff,pelajaran Kima lagi,cuapek deh…!”
Gumam Liana ke Tannia,
“Ne pelajaran kesukaan gue Ly”
Sahut Qaren dari bangku belakang saat mendengar ucapan Liana,
“Iya deh iya”
Liana mengala,karena males berdebat ama si emot ini.
“Kalu nggak suka kenapa masuk IPA?”
Tanya Qaren sambil memperbaiki letak kaca matanya.
“Suka-suka gue,wee huh’”
Jawab Liana sambil menjulurkan Lidah nya ke Qaren,hampir tiep hari Qaren menanyakan hal itu kepada Liana,kalau ada pelajaran yang nggak disenengin Liana masuk.
Besok harinya di GOR sekolah,jam istirahat Dika menghabiskan waktunya bersama team basketnya di GOR sekolah sambil bermain basket.
Tanpa sengaja bola melesat ke kepala seorang cewek yang lagi berjalan sambil baca buku. Cewek itu tidak lain adalah Tannia,ini yang ke empat kalinya Dika buat masalah sama Tannia,kali ini Tannia bener-bener kesel ama ulah Dika,Dika benar-benar tidak sengaja,tapi Tannia tetap tidak terima,untung aja Tannia tidak pingsan.
Karena ngerasa ulah Dika udah kelewat batas Tannia bener-bener enek,dan Tannia ngelaporin Dika ke wakasek kesiswaan,Dika diberi hukuman buat ngebersihin GOR sekolah.
“Rasain lo”
Ledek Tannia saat melihat Tannia sedang membersihkan GOR.
“Apa lo liet-liet?!”
Tanya Dika kasar ke Tannia saat Dika melihat adik kelasnya itu sedang ngeledekin dy,
“Idih siapa yang lietin lo? PD amat Lo!”
Jawab Tannia kesal,Dika hanya diem nggak nanggepin lagi,
“Yang bersih ya kakak kelas ku yang paling cakep”
Ledek Liana nambah-nambahin,
“Makanya jangan cari masalah sama gue,Bye..”
Tambah Tannia lagi dan beranjak dari tempat itu sambil meneratawakan Dika,kayanya Tannia seneng banget bisa ngebales Dika kali ini.
Bel pulang pun berbunyi,Pulang sekolah Dika nyamperin Rendy diparkiran,Dika pura-pura minjem handphone Rendy,Dika punya misi,misinya ini ada-ada aja,ternyata dibalik tampangnya yang cool itu,Dika ternyata bisa jahil juga,tanpa sepengetahuan Rendy,Dika ngambil nomor Handphone Tannia,kita liat aja apa yang akan Dika lakuin dengan nomor handphone Tannia.
Setelah dapet nomor handphone Tannia,Dika pergi dengan mengendarai mobil sport berwarna Hitam legam.
Siang itu,Dika tidak langung kembali kerumah,melainkan pergi ke tempat balapan, sircuit kayanya udah sebagian dari hidup Dika. Udah jadi hobby Dika selain olahraga basket,Dika juga suka yang namanya memacu ADRENALIN. Disircuit Dika bertemu dengan anak-anak satu genknya yang lagi beradu skill dan kelajuan mesin mibil mereka.
Dika yang udah kangen dengan balapan,kayanya pengen mencicipi lagi,gesitnya jalanan disirciut yang sangat berliku-liku itu.
Akhirnya Dika,ikut balapan,mobil sport kesayangannya yang akan melaju dan beradu skill di sircuit.
Dengan kecepatan yang sangat Tinggi Dika mengemudikan moblnya,ternyata walaupun sudah cukup lama Dika tidak balapan lagi taoai Dika masih hafal dengan tikungan-tikungan tajam sirciut iu.
“Wow,hebat juga lo”
Sapa seoran cowok dari kejauhan,ketika Dika turun dari mobilnya,sapaan itu hanya dibalasnya dengan senyum manisnya.
Dika emang punya cita-cita menjadi seorang pembalap yang professional,tapi cita-cita Dika tidak disetujui sama sekali oleh kedua orang tuanya,karena terlalu berbahaya.
Setelah puas beradu skill,Dika segera pulang karena hari sudah mulai gelap. Dika berpamitan kepada teman-temannya yang masih betah beradu skill di sircuit.
Keesokan harinya dirumah Tannia. Sore itu Tannia lagi asyik berenang dikolam yang terletak dihalaman belakang rumah om nya itu, berenang salah satu hobby Tannia berenang,rutin tiep sore dilakukannya.
Sore itu tanpa buat janji lebih dulu sahabat-sahabat Tannia tiba-tiba nongol di halaman belakang rumah mewah itu.
“Hai Tan..”
Sapa ketiga sahabatnya,saat melihat Tannia sedang berada di dalam kolam,
“Pantesan lo jangkung gitu,berenang mulu sih”,
Ledek Chika,
“Sirik aja lo”
Balas Tannia ketus,sambil keluar dari dalam kolam tersebut,
“Mau pada ngapaen?”
Sambil berjalan dan meraih handuknya yang ada dikursi kecil diteras belakang,
“Pengen maen aja,emang nggak boleh?”
Jawab Liana sambil duduk didekat kolam,dan merendamkan kakinya kedalam kolam,
“Nggak sih,tumben aja,emang pada dari mana sih kalian bertiga?”
“Dari nrmrnin Qaren nyari buku”
“Owh”
Jawab Tannia singkat sambil berjalan menuju kamarnya dan membawa segelas orange jus,sahabat Tannia mengikuti Tannia berjalan dengan menaiki satu persatu anak tangga.
“Tan,gue denger-denger lo tetanggan ya ama Dika?”
Tanya Chika yang mulai lagi nanya-nanya soal musuh Tannia itu,
“Iya”
Jawab Tannia singkat,
“Berarti lo sering liet Dika dong Tan,”
“Tapi gue enek liet tampang dia yang sok cool itu”
Tannia berjalan menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya untuk mengganti pakaian. Chika yang sejak tadi nanyain soal Dika,tiba-tiba teriak,
“Aaaaa..”
Qaren dan Liana yang lagi tiduran kaget sambil baca majalah kaget mendengar teriakan Chika,bahkan Tannia yang lagi dikamar mandi juga ikutan kaget dan panic,
“Ada apa sih?”
Tanya Tannia dengan ekspresi wajah yang kaget,
“Lo liet deh itu siapa”
Qaren menjadi penasaran,Qaren berjalan mendekati Chika yang berada dijendela kamar,Tannia dan Liana jadi ikut penasaran juga mereka pun ikut melihat kejendela.
“Yee kirain siapa! Cowok sombong itu ternyata!”
Ujar Tannia saat melihat kearah jendela,dan ternyata yang membuat Chika histeris adalah Dika.
“Eh Tan,lo kok nggak bilang sih,kalau kamar lo berhadapan dengan kamar Dika”
“Idih,kurang kerjaan banget gue,cerita-cerita tentang Dika”
Najis banget Tannia kayanya sebut nama Dika,
“ Eh Tan,qok lo kayanya nggak suka banget ama Dika?”
Tanya Liana dengan wajah bingung,
“Lo bertiga denger ya? Pertama waktu gue diAir Port udah jelas-jelas gue yang nahan tu Taxi lebih dulu,eh malah dia ikutan naik tapi dia yang bayar sih,habisnya ngotot banget bilang itu taxi dia yaudah gue nyuruh dia yang bayar,kedua pulang sekolah dia hampir nambrak gue,bukannya minta maaf dia malah marah-marah ama gue,ketiga dia numpahin bakso gue,baju gue kotor dan dia nggak mau tanggung jawab sama skali,emang cowok rese tuh dia,keempat dia nyenggol gue,udah masuk nggak permisi nyelonong aja kayak maling,dan yang terakhir dia nimpukin kepala gue pake bola basket,untung aja gue nggak pingsan,kalau gue kanapa-kenapa waktu itu,gue tuntut tu orang kalau perlu sampai ke neraka,dan yang paling gue enek ma tu cowok,gayanya itu loh,sok kecakepan banget,sombongnya selangit booo”
Tannia menjelaskanya dengan ekspresi wajah yang bener-bener kesel dan pengen marah kalau nyebut nama Andika Syaputra.
Ketiga sahabat Tannia yang sejak tadi dengerin alasan Tannia,hanya nanggepinya dengan wajah yang binggung.
“Helloooooooooo..”
Sapa Tannia kepada Tiga sahabatnya,
“Qok lo semua pada benggong sih?”
Tanya Tannia yang ikut binggung,
“Jahat juga ternyata si Dika”
Ujar Liana dengan wajah kesel dan mendukung Tannia,
“Jahatnya dimana Tan?”
Tanya si Lemot,
“Capek de…”
Ucap Tannia dan Liana barengan,
“Ich,jangan gitu dong? Dika tuh nggak jahat ,dia baek kok”
Bela Chika berusaha membela Dika fansnya itu,
“Whatever yang pasti gue hate forever ama tu cowok sinting!”
Jawab Tannia,dengan penuh kebencian,
“Emang Dika sinting ya Tan?”
Tanya Qaren sambil memeperbaiki letak kaca matanya,
“Qaren sayang mending lo diem deh,lo ngomong gue pusing tau nggak”
Ujar Liana yang kesal dengan lemotnya Qaren. Si Qaren emang tulalit banget,dibilang bego nggak, dibilang pinter juga nggak,tapi dia cerdas, otaknya encer kalau soal pelajaran. Ketiga sahabatnya harus maklum dengan karakter Qaren yang lemot bahkan kadang kalau ngomong nggak nyambung banget.
Tannia,Qaren dan Liana lagi sibuk bincagin kejelekan Dika,eh ternyata si Chika masih asyik memperhatikan Dika dari balik jendela.
Nggak terasa hari sudah mulai gelap,Chika,Qaren ama Liana pamit pulang kepada Tannia,karena pasti si Chika yang anak mami ini bakal diceramahin,ntar kalau telat pulang sicentil ini,Liana dan Qaren bisa ikutan kena ceramah ama maminya Chika.
Malamnya Dika lagi bengong dihalaman elakang rumanya,mondar mandir nggak jelas,BT ,kesel,bosan,itu yang Dika rasain malam itu.
Tiba-tiba terlintas dipikiran cowok cool ini nama Tannia adik kelasnya itu yang selalu terlibat masalah dengan cowok berambut hitam legam ini.
“Ahaa,mending gue kerjain tu cewek rese”
Dengan cepat Dika mengambil Handphonenya didalam saku celananya. Dika langsung mencoba menghubungi Tannia. Peke trik pertama,pertama-tama Dika ngirim pesan ke Tannia.
Tannia yang sedang belajar sambil denger musik,di kagetkan dengan deringan Handphonenya,ternyata dari nomer yang Tannia nggak kenal siapa pemiliknya.
“(Hai,Tannia kan?)”
Begitu bunyi message dari Dika. Tannia heran dan rasa penasaran,Tannia dengan cepat membalas message dari nomor yang ngisengin Tannia.
“(Ini siapa? Tau dari mana nama gue Tannia?)”
Belum lima menit Tannia ngebales message dari orang iseng itu,balesan dari orang iseng itu pun masuk di handphone Tannia. Dan orang itu ngejawab dengan enteng,
(Lo nggak perlu tau gue siapa,yang pasti gue benci sama lo,cewek Rese!!)
Tanpa pikir panjang Tannia langsung nelfon orang yang buat Tannia jadi penasaran dan naek darah. Akhirnya telephone nyambung juga dan seperti harapan Tannia telphone diangkat oleh orang itu,tapi orang itu nggak ngomong atau ngeluarin suara sedikit pun. Tannia udah teriak-teriak ngomong dan nyapa orang itu di teleohone tapi orang itu hanya diam. Tannia udah nelphone berulang-ulang kali sampai Tannia bosen,tapi sama sekali orang itu nggak mau ngomong, Tannia kesel dan ngomong sambila teriak dengan kasarnya.
“Pengecut Lo!!”
Bentak Tannia dan langsung menurup telephonenya.
Tiep hari orang itu alias Dika nelphone Tannia kelihatan kayak meu neror. Tannia nggak pernah ngegubris orang sok misterius itu,tapi orang itu nggak ada capeknya gangguin Tannia.
Tiep hari teip jam,tiep menit bahkan mungkin tiep detik,nomor itu hubungin Tannia dan Tannia bener-bener kesel dan terganggu banget.
Karena saking penasarannya,Tannia coba ngecek di Handphone sepupunya Rendy,dari situlah Tannia tahu kalau yang punya nomor misterius itu adalah Andika Syaputra,Tannia bener-bener kesel dan naik darah, Tannia ngoceh-ngoceh dala hati,
“(ini orang maunya apa sih? Neror-neror gue! Awas aja kalu gue ketemu dia!)”
Dengan ekspresi wajah yang berapai-api.
Weekand…
Besoknya,hari libur. Tannia bangun agak kesiangan. Tannia mandi dan langsung keruang makan. Suara bel rumah berbunyi,mbok yang sudah hampir 20 tahun mengabdi di keluarga itu,dengan cepat menuju pintu dan langsung menbukanya.
Begitu Tannia tau yang datang itu Dika,tanpa basa basi,Tannia langsung nyinggung soal orang yang neror dia belakangan ini.
“Hebat,hebat,hebat banget lo,saking bencinya sama gua,ampe pae acara neror-neror gue sgala,dasar seiko!”
Dika yang sedang berjalan,mendengar perkataan Tannia barusan,langkah Dika langsung terhenti,dan kaget,ternyata Tannia udah tau soal nomor yang misterius itu. Dika membalikkan badannya,dan menghampiri Tannia yang sedang berdiri didekat sebuah meja makan.
“Gue minta maaf,sorry kalau lo ngerasa gue teror”
Ucap Dika sambil menundukan kepalanya di hadapan Tannia,
“Hah??! Apa??! Gue nggak salah denger??! Seorang Dika ngomong maaf?! Eh gampang banget lo minta maaf!! Setelah hampir 2 bulan lo buat gue nggak tenag!!”
Bentak Tannia benar-benar marah,
“Iya gue tau,gue salah,tapi please dengerin penjelasan gue?”
Dika ngomong dengan sangat halus dan menatap Tannia dengan sangat Lirih,
“Sekarang mending lo keluar dari rumah ini! Gue males banget liet tampang muna lo itu!”
Niat Dika yang mulanya pengen ngajak Rendy hang out,batal karena di usir oleh Tannia. Dika mebalikkan badan dan berjalan dengan menundukkan kepala menuju pintu. Dika merasa bersalah dengan keisengannya,yang sudah membuat Tannia keganggu banget.
Sudah hampir seminggu tampang jutek Tannia nggak pernah terlihat,disekolah maupun di halamn depan rumah tempat biasa Tannia nongkrong pada waktu sore.
Saking penasarannya tanpa malu-malu,Dika nanya ke Rendy,tentang Tannia,
“Rend,Tannia kok nggak pernah kelihatan lagi,dia kemana?”
Tanya Dika ceplas ceplos,
“Tannia lagi sakit,”
Jawab Rendy,
“Oo,sakit apa emangnya?”
Tanya Dika lagi,
“Kenapa lo? Tumben banget nanyain dia, suka lo ya? Kangen? Atau jangan-janganbenci jadi cinta nih??”
Goda Rendy ke Dika sambil senyum-senyum dan memainkan keningnya,
“Ah,apa sih lo,udah ah,gue mau kekantin,mau ikut nggak?”
Tawar Dika sambil bangkit dari bangkunya dan berjalan keluar kelas,sedikit malu dan wajahnya berubah merah pasih.
“Nggak deh,deluan aja”
Tolak Rendy.
Sore sepulang sekolah,Dika coba menghubungi Handphone Tannia,Dika berharap Tannia mau menjawab telphone dari Dika,untungnya sore itu Tannia lagi mood,handphone Tannia berdering,dengan cepat Tannia meraih handphonenya dan menekan tombol berwarna biru dibagian pojok sebelah kiri.
“Ha..llo Tannia”
Sapa Dika di seberang sana dengan sangat nervous,
“Iya ada apa Lo? Belum puas neror gue?!”
Tanya Tannia nggak tanggung-tanggung,
“Aduh,udah deh,gue niatnya baik,gue pengen minta maaf dan damai sama lo”
“Yaudah gue maafn lo,tapi inget jangan hubungin gue lagi!”
“Tapi Tan gue bener-bener pengen minta maaf dan dama sam lo”
“Cowok sinting budek lo ya? Gue kan udah bilang,gue maafin lo,tapi jangan ganggu-ganggu gue lagi!”
“Iya tapi…”
Tut..tut..
Belum selesai Dika ngomong telephone langsung ditutup oleh Tannia.
“Rese bener tu cowok maksa banget! Huh’ nggak tau malu!”
Oceh Tannia sendiri di kamarnya,dan meletakka handphonenya diatas sebuah meja kecil berwarna cokelat.
Dika yang nggak puas dengan obrolan mereka di telephone barusan,dan dalam hitungan detik,secara tiba-tiba cowok yang berambut hitam legam itu nonggol di pintu kamar Tannia dengan membawa sekeranjang buah-buahan,dengan membawa harapan Tannia mau memaafkannya.
“Hai,cewek rese”
Sapa Dika sambil memegang keranjang buah sambil menebar senyum manisnya,dan masih sempat-sempatnya Dika ngeledek Tannia.
“Eh,ngapaen lo di kamar gue?”
Tanya Tannia heran dan kaget,
“Santai-santai,gue kesini mau ngejengukin lo,kata Rendy kan lo sakit,makanya gue kesini.”
Jawab Dika santai dan perlahan-lahan melangkahkan kakinya menghampiri Tannia.
“Eh..eh mau ngapaen lo jangan macem-macem ya?!”
Bentak Tannia sambil mengambil bantal gulingnya dan segera ingin melemparkannya ke Dika,
“Yeee GR lo! Gue cuman mau naruh ini”
Sambil memperlihatkan sekeranjang buah di tangannya,
“Sok perhatian! Udah sana keluar,enek gue liet tampang Lo!”
Bentak Tannia lagi,
“Niat gue baik Tan,malah diusir lagi,”
Balas Dika dengan halus,masih dengan sikap yang sopan,
“Udah deh,tampang muna lo nggak laku disini”
Kali ini Tannia harus tegas ama cowok rese ini.
“Iya deh,maaf gue ganggu,nih buah nya,dimakan ya?”
Pesad Dika dan langsung berdiri dan berjalan keluar dari kamar Tannia.
Tannia langsung diem nggak ngomelin Dika lagi,sebenarnya kasihan,tapi Dika juga tega ama Tannia.
Begitu Dika keluar kamar,Tannia langsung ketawa kegirangan karena bisa ngebentak-bentak Dika dengan puas.
Dengan cepat Tannia bangkit dari tempat tidurnya dan berlari menuju jendela kamarnya,dengan sedikit mengintip keluar jendela,perlahan-lahan membuka gorden,sedikit demi sedikit,Tannia melirik kejalan,melihat sosok laki-laki yang baru saja menjenguknya,Tannia melihat Dika yang berjalan sambil menundukkan kepala dengan menggaruk-garuk kepalanya.
Besok paginya Dika bangun telat dan sangat terburu-buru,tidak lain halnya dengan Tannia yang juga pagi itu telat bangun.
Tannia berlari menuju garasi mobil tapi mobil kosong,supirnya nggak ada di dalam mobil,ternya supir yang biasanya nganter jempu Tannia kesekolah tiep hari,hari ini nggak masuk lagi sakit,Tannia kembali berlari menuju gerbang rumanya dan menunggu taxi yang lewat.
Tiba-tiba mobil sport keluar dari gerbang rumah mewah,yang berada tepat disebelah rumah Tannia. Dika melihat Tannia dengan wajah yang sangat cemas. Dika menghentikan mobilnya tepat dihadapn Tannia yang sendang celingak celinguk,berharap taxi nonggol. Tiba-tiba terdengar suara seorang cowok bertanya kepada Tannia,
“Udah baekan?”
“Iyalah masa mau sakit terus!”
Jawab Tannia ketus,
“Rendy mana? Kok nggak berangkat bareng?”
Tanya Dika sopan banget yang membuat Tannia heran,cowok sombong kayak Dika,kenapa tiba-tiba berubah jadi baek,
“Udah berangkat,”
Masih ketus,dan masing sibuk menengok ke kiri dan ke kanan,
“Ketus banget? Mau berangkat bareng nggak?”
Tawar Dika ke Tannia tapi Tannia hanya diem,
“Dari pada telat,bareng aja,disini taxi jarang lewat,taxi bakal lewat sini,kalau kita nelfon ke agen”
Tambah Dika lagi,tanpa ngomong iya,Tannia langsung masuk kedalam mobil Dika,dan duduk manis disebelah cowok blasteran itu.
Tiba disekolah,Dika memarkir mobilnya diparkiran,semua anak-anak kaget melihat Dika turun bareng Tannia. Mereka heran banget nggak percaya,dan nggak mungkin kedua hamba Alla yang saling membenci itu tiba-tiba jadi akur,tapi itu masih dugaan anak-anak,yang sebenarnya mereka belum akur.
Cewek yang dikenal satu sekolahan pinter dan cantik pula,bentuk facenya yang oval,alisnya yang tebal,bibirnya yang mungil dan rambutnya yang panjang ditambah lagi bodynya yang sexi. Seantero sekolah mulai ngegosipin tentang Dika dan Tannia yang dateng bareng.
Baru aja Tannia sampai di kelas Chika dan Liana langsung mengintogasi Tannia,wajah Tannia yang tadinya lagi manyun tiba-tiba langsung berubah menjadi lebih manyun kayak baju yang kusut,karena pertanyaan Chika yang buat kuping Tannia panas.
“Tan,lo beneran jadian ama Dika? Terus tadi kenapa bisa lo berangkat bereng Dika? Waktu lo sakit,lo pasti dijengukinkan ama Dika? Dika pasti sering telephone-telephonan sam lo kan? Dika juga pasti sering maen kerumah lo? Iya kan? Jawab jujur Tan?”
Tanya Chika bawel
“Ssstt.. brisik! Kesambet setan mana sih? Li ini anak kenapa?”
Tanya Tannia binggung dan mulai tambah Boring Total,
“Ich lo jahat banget sih,ngerebut pangeran gue?”
Ujar Chika lagi dengan ekspresi wajah yang manyun tapi tetap terlihat manja.
“Itu semua bener Tan?”
Tanya Liana santai,
“Duh.. Lo berdua pasang kuping baik-baik,bier nih anak bebek nggak nyerocos mulu. Ehm.. ehm .. jadi gini ya Chika bawel,tadi pagi,gue nungguin taxi depan rumah,gue naik taxi karena supir gue nggak masuk,Dika dateng dan ngajakin gue berangkat bareng,gue nggak bisa nolak,karena kalau gue nunggu taxi kelamaan yang ada gue telat,dan waktu gue sakit,dia emang ngejengukin gue tapi gue ngusir dia tuh.
Tiba-tiba omongan Tannia dipotong oleh Chika,
“Ich,kok lo jahat anget sih?! Orang ngejengukin malah lo usir!”
Gerutuh Chika ke Tannia,
“Gue belum selesai ngomong Chika,diem dulu. Terus dia nelfon gue,karena dia mau minta maaf kenapa?? Karena selama ini yang neror gue itu Dika,fans lo yang arap itu!”
Tiba-riba dipotong lagi,
“Dia nggak sarap,dia cakep Tan!”
Ucap Chika ngebelain Dika,
“Mau gue terusin atau nggak?!”
Tanya Tannia kesel sambil menatap Chika yang sedang duduk disebelahnya,
“Iya-iya terusin,”
Jawab Chika dengan sangat manja,
“Makanya dengerin dulu,dan yang terakhir,dia itu maen kerumah bukan mau ketemu gue,gue juga ogah ketemu dia,dia itu kerumah nggak laen pasti mau ketemu Rendy”
Jelas Tannia dengan gayanya,
“Berarti lo sama Dika?”
Tanya Chika lagi,belaga begi,
“Iya bego,gue ama seiko itu,nggak ada hubungan apa-apa ,kita masih sebatas musuh bubuyutan”
Jelas Tannia lagi,
“Oo jadi gitu toh,
Sahut Liana mengangguk-ngangguk kepala,
“Tap beneran kan Tan?”
“Huff,iya Chika ku sayang,ngeliet tampang dia aja gue enek,untung tadi gue nggak mual semobil bareng dia,”
“Yee,nggak segitunya kali Tan?!”
Ucap Chika sedikit ngejirokin kepala Tannia,
“Udah ya Chik,jangan nyebut nama Dika didepan gue,panas kuping gue,apalagi kalau sampai lo nanya-naya soal dia,sorry ya gue bukan baby sistenya!”
Ujar Tannia ngingetin Chika,
“Awas loh Tan benci jadi Cinta”
Terdengar suara seorang cewek yang ternyata adalah silemot,siapa lagi kalau bukan Tiffanni Allessandra,nama lengkap cewek yang lebih akrabnya di panggil Qaren.
“Tau apa lo tentang rumus Cinta? Yang lo tau tuh mah bukan rumus cinta,tapi rumus kimia,hahahaha”
Ledek Liana ke Qaren yang baru saja tiba dikelas.
Lima jam,tujuh jam,dan akhirnya sampai pada jam pulang.
Pulang sekolah Dika sedang berjalan menuju parkiran,tanpa sengaja pandanganya tertuju pada sesosok perempuan dan seorang laki-laki yang berpostur tubuh lumayan tinggi dan berkulit putih,yang kelihatannya sedang bertengkar,nggak lain cewek itu adalah Tannia. Dika memperhatikan kejadian itu dan dengan tiba-tiba cowok itu ingin mendaratkan tangan nya ke arah pipi Tannia,dengan cepat Dika berlari kearah mereka an langsung mencegat cowok itu.
“Eh bung,banci lo ya?! Beraninya ama cewek!”
Bentak Dika sambil menahan tangan cowok itu,
“Urusan lo apa? Lo siapa? Jangan ikut campur deh!”
Tanya cowok itu sambil mendorong Dika dan melepaskan genggaman tangan Dika.
“Eh lo jangan nyari ribut deh disini! Apalagi kalau sampai lo nyentuh Tannia!”
Balas Dika sambil menunjuk-nunjuk kemuka cowok itu,
“Urusan gue sama Tannia,bukan sama Lo!”
Jawab cowok itu dengan membentak Dika,
“Urusan Tannia urusan gue juga,dia pacar gue,trus lo mau apa?!”
Ujar Dika dengan gaya menantang,
“Owh,jadi ini pacar baru kamu? Bagus-bagus!”
Tanya cowok itu menatap Tannia dengan penuh amarah diraut wajahnya.
“Mending lo pergi sekarang!”
Bentak Dika nggak tanggung-tanggung.
Cowok itu langsung pergi meninggalkan Tannia yang sedang menagis,Dika yang sedang berdiri disebalah Tannia,langsung memelluk Tannia dan mengusap air mata Tannia dengan sangat lembut,anak-anak pada lietin mereka yang kelihatannya mesra banget yang membuat anak-anak satu sekolahan yakin dengan hubungan special ,di tambah lagi pengakuan Dika kepada cowok tadi,benar-benar membuat anak-anak sekolahan semakin yakin.
Tannia langsung melepas pelukan Dika dan berhenti menangis. Dika dengan cepat menawarkan untuk pulang bareng,kali ini Tannia belum bisa nolak tawaran Dika,karena Dika udah baik banget mau ngelindunggin Tannia dari cowok tadi. Dika langsung menuntun Tannia masuk kedalam mobilnya.
Diperjalanan pulang,saat itu didalam mobil sangat hening,hanya terdengar suara klakson mobil di jalan yang melintas,lalu lalang di jalanan. Sampai dirumah Tannia,Tannia turun dari mobil Dika dan hanya mengucapkan makasih,Tannia dengan cepat masuk kerumah sampai berlalu dari pandangan Dika.
“Kok gue jadi mikirin Tannia? Jangan bilang gue falling in love ama tu anak,nggak mungkin,goblok kenapa tadi siang gue ngomg gue pacar dia sih? Duh pasti Tannia marah dan benci lagi sama gue,goblok,goblok,goblok,bego kok di pelihara sih Dik!”
Ujar Dika memarahi dirinya sendiri,yang sedang berdiri didekat kolam renang,mondar mandir nggak jelas mikirin Tannia dan kejadia tadi siang. Nggak disangka nggak diduga handphone Dika berdering,dan ternyata pesan dari Tannia. Dika malam itu seneng dapet pesan dari cewek yang sering jutek bawaannya kalau ketemu Dika.
“Kok gue jadi seneng gini ya? Ah bodo amat”
Ucap Dika senyum-senyum sendiri kaya orang gila,bahkan udah kaya orang dapet undian.
Dijam istirahat,Dika memberanikan diri nyamperin Tannia di taman baca.
“Serius banget bacanya”
Tegur Dika basa basi,sedikit hilangin nervousnya,
“Eh kamu,ada apa?”
Tanya Tannia kaget dan ikutan nervous,
“Lagi baca buku apa?”
“Biologi”
Jawab Tannia singkat,
“Aku mau minta maaf soal kejadian kemarin,maaf ya aku udah ngaku-ngaku pacar kamu,jadi nggak enak tau nggak”
Ujar Dika meminta maaf,dan sediki tersenyum malu,
“Iya nggak apa-apa kok,aku malah makasih banget,udah nolongin aku”
Sambil membalas senyuman Dika,
“Emm,kamu ada acara nggak pulang sekolah ntar?”
Tanya Dika masih terlihat nervous,
“Emang kenapa?”
“Aku mau ngajak kamu jalan,mau nggak?”
“Emm,yaudah tunggu di parkiran aja”
Jawab Tannia memberikan siyal,Tannia langsung berdiri,meninggalkan Dika duduk ditaman,Tannia berjalan menuju kelasnya,dengan wajah bahagia Dika mratiin Tannia yang berjalan dikoridor hingga hilang dari pandangannya.
“Tan mau kemana?”
Tanya Liana,
“Gue mau jalan ama Dika”
“Hah?? Uaaaapaaa?? Nggak salah denger gue? Tan kok lo jahat banget sih,udah kemarin dipeluk Dika,dianterin pulang,terus sekarang mau jalan bareng lagi? Jahat tau nggak lo!”
Rengek Chika,saat tau fansnya itu mau jalan ama sahabatnya,
“Dika yang ngajak kok,gue juga nggak bisa nolak,udah rezeki gue Chik,hehe..”
Jawab Tannia,bercanda,
“Kata nya nggak suka?,enek?,pengen muntah?,kalau ngeliet Dika,trus sekarang mau jalan bareng?”
Sindir Liana kepada sahabatnya itu,
“Dia ngajak,aku nggak bisa nolak”
Dengan ekspresi manja,
“Tuh kan bener,benci bisa jadi cinta”
Sahut Qaren dari sebelah kanan Tannia,kayanya Qaren ada peningkatan,
“Cie..cie.. udah bisa belajar rumus cinta nih?”
Tanya Liana,godain Qaren,
“Eh,aku keparkiran dulu ya? Dika udah nunggu tuh,Bye”
Sambil melambaikan tanganya,
“Tannia jahat!!!”
Teriak Chika,Tannia hanya membalasnya dengan menjulurkan lidah.
“Oh,pangeranku,kenapa engkau kenapa engkau lebih memili Tannia,yang jelas-jelas musuh bubuyutan mu”
Ucap Chika mulai kumat,
“Jiaah,gaya lo sok puitis,udah yuk cabut”
Ajak Liana sambil menjorokin kepala Chika. Ketiga sahabat Tannia berjalan menuju parkiran dan meninggalkan halaman sekolah.
Selama beberapa hari Dika kesekolah maupun pulang sekolah selalu bareng ama Tannia,hampir tiep hari. Tannia udah jarang dianter supir lagi atau bareng ama Rendy.
Bukan hanya berangkat sekolah yang bareng,tapi hampir tiep sore,Tannia maen basket bareng Dika,jalan kemall,dan yang dulu nya Tannia belajar memainkan alat musik Gitar ama Rendy sekarang malah Dika yang ngajarin Tannia main Gitar.
Seiring dengan waktu kedekatan Tannia dan Dika sudah berubah mejadi benih-benih cinta. Hampir dua bulan Dika menahan perasaannya ke Tannia,dan Tannia pun nunggu Dika ngomong sesuatu kepadanya. Akhirnya harapan Tannia akan terkabulkan,dengan tekat yang kuat dan percaya diri Dika mengajak Tannia kesuatu tempat.
Malam itu Dika ngajak Tannia jalan ketempat faforit Dika. Tempat tiu seperti bukit,yang dari atas kita bisa melihat seluruh kota, kerlap kerlip lampu,dan jalanan yang dipadati dengan kendaraan beroda empat,maupun kendaraan beroda dua.
“Kamu tau nggak ini tempat apa?”
Tanya Dika ke Tannia sambil memandang kedepan,
“Iya ini bukit kan?”
Jawab Tannia ceplas-ceplos,
“Ye,semua orang juga tau ini bukit,ini itu,tempat aku ngeluh,ceriatai tentang kehidupan aku,aku curhat kepada bukit ini,bintang di malam hari,aku cerita,tentang kesukaanku pada basket,kesukaanku pada balapan,kecintaan aku pada dunia musik,olahraga,kesukaan aku pada bintang,itu semua aku cerita pada bukit ini,dan tentang perasaan aku ke kamu”
Jelas Dika sambil memalingkan pandangannya kearah Tannia. Tannia yang sejak tadi hanya diam sambil memandang kedepan,tiba-tiba dikejutkan dengan omongan Dika.
“Maksudnya?”
Tanya Tannia binggung dan mulai salting,nggak tau harus ngomong apa,
“Iya,tentang perasaan aku ke kamu,aku sayang ama kamu Tan,kamu mau nggak jadi pacar aku?”
Tanya Dika sambil menatap Tannia dan menggenggam kedua tangan Tannia. Ini yang sejak dulu Dika pengen omongin ama Tannia,begitu pun Tannia,ini yang Tannia harapkan dari Dika,selama kurang lebih dua bulan.
“Kamu serius?”
“Aku serius”
“Aku minta waktu ya? Tiga hari”
“Yaudah,akau akan nunggu”
Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing,Tannia melepaskan genggaman tangan Dika,dan berdiri sambil menatap kelangit yang penuh dengan taburan bintang.
Sudah hampir larut malam keduanya berdiri dibukit itu,akhirnya Dika mengajak Tannia meninggalkan bukit itu.
Besoknya Tannia sedang duduk di balkon kamarnya. Tiba-tiba Rendy datang dan ngagetin Tannia yang lagi ngelamun. Karena Rendy deket banget dengan Dika,Tannia akhirnya cerita ke Rendy soal kejadian semalam.
“Yaudah kalau kamu juga punya perasaan Dika,jalanin aja,why not?”
Begitu pendapat Rendy,saat Tannia bercerita,
“Tapi dia playboy ngaak?”
“Nggak juga sih”
“ku sih sebenarnya suka juga dan sayang ama dia,tapi aku nggak suka kalu di suka balapan,aku paling nggak suka ama cowok kaya gitu”
“Kamu coba aja buat jalanin ama Dika,siapa tau,dia bisa hilangin kebiasaan dia itu,atau kamu kasih dia syarat aja,gimana?”
Usul Rendy,memberikan ide ke Tannia.
“Benar juga,kayaknya aku harus kasih dia syarat deh,kalau dia emang sungguh-sungguh,dia pasti bakal nurutin”
Tannia setuju dengan usul Rendy.
Nggak terasa udah hari ketiga,udah saatnya Tannia ngejawab pertanyaan Dika waktu dibukit.
Dikoridor sekolah Tannia nunggu Dika keluar dari dalam kelas,tak lama kemudian hidung Dika yang mancung yang membuat kaum hawa kaya ngeliet Breat Pitt nonggol juga.
Saat Dika keluar kelas,Dika langsung melambaikan tanganya kearah Tannia yang sedang berdiri. Rasanya nggak sabar,Dika nunggu jawaban dari Tannia,saat Dika sudah berada dihadapan Tannia,Tannia langsung menarik tangan Dika menuju parkiran,Dika dengan cepat membukakan pintu mobil untuk Tannia.
Dika mengemudikan mobilnya membawa Tannia kesalah satu café yang tidak jauh dari sekolah mereka. Mereka duduk dimeja yang agak menyudut yang ada dipojok kiri. Dika dan Tannia memesan makanan dan minuman yang sama,suasana yang hening dari dalam mobil tadi,membuat suasana dihati mereka menjadi beku. Dika yang melihat Tannia hanya diam akhirnya membuka pembicaraan ke Tannia dan lagsung pada intinya.
“Gimana Tan?”
Tanya Dika tanpa ada basa basi lebih dulu,
“Gimana apanya?”
Tanya Tannia balik,seakak-akan nggak tau apa yang sedang mereka bicarakan,
“Ya jawaban kamu,inikan udah hari ketiga”
“Aku bakal nerima kamu,tapi dengan tiga syarat”
“Syarat?”
Tanya Dika heran,karena baru kali ini Dika nembak cewek masih dipakein syarat segala,kayak orang mau ngelamar kerja aja.
“Terus syarat nya apa?”
Tanya Dika lagi sambil mengerutkan kening,dan sedikit penasaran,
“Pertama,kamu harus minta maaf kesemua cewek yang udah pernah kamu sakitin. Kedua jangan ikutan balapan lagi aku nggak suka,hilangin tuh kebiasaan kamu yang suka ikut balapan nggak jelas. Ketiga, aku mau kamu buatin puisi yang ngegambarin isi hati kamu sekarang.”
Jelas Tannia meberikan syarat kepada Dika,
“Kalu gue bisa lakuin tiga syarat tadi,kita resmi jadian?”
Tannia hanya menganggukan kepalanya memberikan isyarat.
Dika setuju dengan syarat itu,sedikit menantang,tapi ini pengalam baru buat cowok cool ini. Makanan pesanan mereka akhirnya siap untuk disajikan,Dika dan Tannia melahap makanan pesanan mereka.
Besoknya Dika temuin satu persatu cewek yang pernah Dika sakitin. Dari sekian banyak cewek yang pernah Dika sakitin akjirnya memberi maaf kepada Dika,dengan ditemenin Rendy,Dika nemuin cewek-cewek itu,Rendy yang bertugas untuk mengambil gambar dengan menggunakan Handycam agar mempunyai bukti untuk diperlihatkan ke Tannia. Tiga hari berturut-turt Dika mnyelesaikan syarat pertama,tapi masih ada syarat kedua dan ketiga lagi. Syarat ke-2,Dika coba untuk nggak ikutin kata hatinya untuk nggak ikutan balapan liar lagi. Ke-3 Dika harus membuat pusi yang melukiskan hatinya atau perasaannya. Dalam jangka waktu satu hari,puisi Dika jadi juga,walaupun masih banyak yang nggak nyambung kata-katanya,tapi Tannia bisa hargain kerja keras Dika.
Sudah seminggu Dika ngelaksanain tugas dari Tannia. Disekolah Dika nyamperin Tannia yang lagi duduk dikantin bareng sahabat-sahabatnya. Sahabat Tannia yang paling bawel dan paling tergila-gila ama kakak kelas mereka yaitu Dika,langsung terdiam kaku saat Dika kakak kelas mereka berjalan menuju arah tempat dimana empat mahluk itu duduk sambil melahap semangkok bakso.
Dika memberikan senyum manisnya saat berdiri didekat meja mereka,Chika yang centil,yang lebih dulu membalas senyuman Dika.
“Hai Lady’s,pinjem temen lo bentar ya?”
Sapa Dika sambil meminta izin kepada tiga sahabat Tannia.
“Lo pikir barang? Pinjem”
Balas Liana sedikit jutek,Dika hanya memblasnya dengan tersenyum kecil. Tannia bangkit dari tempat duduknya,Dika yang sedang berdiri didekat Tannia,langsung menggandeng tangan Tannia yang membuat Chika iri dan manyun.
Dika membawa Tannia keluar dari kantin dan menuju ketaman dekat GOR. Tannia duduk di bangku taman,Dika dengan cepat membuka handycamnya dan memperlihatkan syarat pertama yang diberikan Tannia. Tannia memperhatikan vidio rekaman Dika yang sedang meminta maaf kepada cewek-cewek. Setelah melihat syarat pertama,Tannia bertanya ke Dika.
“Syarat ke dua dan ke tiga gimana?”
“Syarat ke dua,udah nggak ikut balapan lagi kok,suer deh”
Jawab Dika meyakinkan Tannia,
“Dan syarat ke tiga,ini puisinya yang kamu minta”
Lanjut Dika sambil mengeluarkan selembar kertas dari sakunya.
“Dibaca dong,masa di kasih ke aku?”
Ujar Tannia nyuruh Dika untuk membaca puisi itu.
“Hah? Nggak deh,aku nggak bisa Tan,baca puisi,itu aja susah buatnya,aku bukan orang yang romantis suer”
Jelas Dika dengan masang muka permohonan,
“Mukanya nggak usah gitu,yaudah deh,puisinya buat aku ya?”
“Eitss tunggu dulu,aku mau denger dulu,kamu ngomong,Iya aku mau jadi pacar kamu”
“Ich lebay banget”
Ujar Tannia sambil memukul pundak Dika.
“Harus gitu nggak resmi ntar,hehe..”
“Yaudah,iya aku mau jadi pacar kamu”
Ucap Tannia sambil menatap kedua mata Dika dan bibir mungil Tannia menebarkan senyum yang sangat manis dihadapan Dika.
“Gitu dong,oiya aku mau ngajak kamu kesuatu tempat,mau ya?”
Ajak Dika,sedikit memaksa,dan baru kali ini cowok cool itu memasang muka manja didepan Tannia.
“Iya,apa sih yang nggak buat pacar aku”
Jawab Tannia.
Keduanya berjalan dikoridor sekolah sambil bergandengan tangan,sampai anak satu sekolahan kaget melihat kucing ama anjing itu akur.
Bel pulang pun berbunyi,dengan cepat Dika menunggu Tannia didepan kelas Tannia. Tannia kaget melihat Dika sedang berdiri sambil menebarkan senyumnya saat Tannia keluar dari dalam kelas,teman-teman Tannia juga ikut kaget terutama sicentil Chika.
“Eh,eh pada mau kemana?”
Tanya Liana cepat,
“Pinjem Tannia bentar ya?”
Izin Dika lagi kepada tiga sahabat Tannia,
“Yaudah,jangan apa-apain temen gue,awas Lo!”
Ujar Liana sambil mengepalkan tangannya,dan diperlihatkan kepada Dika.
“Iya-iya,janji bakal utuh temen lo yang cantik ini sampai pulang,ok?”
Ucap Dikadan lagi-lagi menebarkan pesona mautnya itu,
“udah yuk ah,”
Ajak Tannia sambil menggandeng tangan Dika,Chika yang melihat kemesraan sahabat dan fansnya itu,benar-benar membuat Chika iri banget nget nget nget.
JJJ
Besok harinya saat di sekolah,Tannia baru saja sampai dikelas. Chika yang udah sejak tadi nungguin Tannia,langsung menarik lengan Tannia.
“Ada apa sih Chik?”
Tanya Tannia kaget diseret-seret Chika,
“Tan,lo udah jadian ama Dika? Jujur jangan boong!”
Tanya Chika sambil memelototi Tannia,
“Kalu iya kenapa? Kalu nggak juga kenapa?”
Tannia malah nanya balik,
“Emmm..kalau iya,selamat deh,tapi lo udah hancurin hati gue,plus masa depan gue!”
“Masa depan apaan?”
Liana nyamber aja kayak petir,yang baru aja tiba dikelas,sekilas Liana mendengar pembicaraan kedua sahabatnya yang lagi mojok.
“Ya masa depan gue yang pengen punya anak yang banyak ama Dika dan hidup bahagia”
“Ngarep,elo sih mau,Dika?? Nggak mungkin mau,hahaha..”
Ledek Liana jahil ke Chika,Tannia hanya tertawa malihat sahabatnya.
“Rese Lo!”
Bentak Chika ke Liana,
“Tapi lo nggak marahkan? Gue jadian ama Dika?
“Ya nggak lah ngapaen Chika marah,Dika kan bukan siapa-siapanya Chika Tan”
Lagi-lagi Liana nyamber kaya petir,
“Iya Tan,buat apa gue marah,toh Dika kan emang sukanya sama Lo,moga langgeng aja deh”
Ujar Chika sambil tersenyum centil,
“Gue bilang juga apa,benci tandanya cinta”
Sahut Qaren,dari arh pintu,keempatnya tersentum manis dan berjalan menuju bangku masing-masing.
Dihari yang cerah,membuat Dika kangen ama pacar barunya itu,siapa lagi kalau bukan tetangga ku idola ku. Dika bersiap-siap ingin mengajak Tannia jalan ketaman.
Saat mereka sedang memberi makan Burung-burung merpati yang ada di taman,tiba-tiba datang seorang perempun,nyamperin Dika dan Tannia,yang sedang memberi makan burung sambil bercanda-canda.
“Hai Dik”
Sapa seorang cewek,yang sedang berjalan menghampiri Dika.
“Hai,eh Ai”
Balas Dika kaget,ternyata cewek yang menyapa Dika adalah Airin,sahabat Dika dan juga teman se-Genk nya.
“Qok baru kelihatan Dik? Kemana aja?”
Tanya Arin,saat berada tepat di hadapan Dika dan Tannia,
“Biasa sibuk Ai,soalnya bantar lagi Ujian Nasional,butuh banyak persiapan”
“Owh,ini siapa?”
“Oiya,Tan kenalin ini Ai,Ai kenalin ini Tannia,pacar gue”
Ujar Dika memperkenalkan Tannia kepada Airin,mereka pun saling bersalaman,memeperkenalkan diri masing-masing.
“Oiya Dik,kemarin gue kesircuit,,lo kenal anak The Car’s Racing? Ketuanya nantangin lo tuh,balapan”
“Siapa namanya? Gue nggak kenal”
“Namanya David,kalau nggak salah inget”
“David??”
Tanya Tannia kaget,saat I menyebut nama David,
“Kenapa Tan?”
Tanya Dika lembut,sambil menatap Tannia,
“Nggak kok,nggak kenapa-kenapa”
Jawab Tannia sedikit terbata-bata,
“Katanya kalau lo nggak datang,cemen,pengecut”
Ujar Ai lagi ke Dika,
“Yaudah deh,liet nanti aja”
“Ok,kalau gitu gue cabut dulu ya,bye”
Sambil melambaikan tangannya,belum berapa lama Ai pergi,Tannia sudah mengajak Dika pulang. Diperjalanan pulang,Tannia memulai pembicaraan didalam mobil,yang tadinya sedikit hening,karena keduanya terdiam,entah apa yan g ada dipikiran mereka.
“David siapa sih Dik?”
“Aku juga nggak kenal David,tapi kayanya pernah denger namanya dan nama genk nya”
“Oowh”
Jawab Tannia nanggepin penjelasan cowok yang duduk disebelahnya yang sedang nyetir.
“Aku mau nanya,yang kemaren hampir nampar kamu itu siapa?”
Sekarag giliran Dika yang nanya,
“Itu mantan aku,namanya David”
Jawab Tannia lembu,
“David? David yang dimaksud Ai? Ketua The Car’s Racing?”
“Iya”
“Kamu ama David putusnya kenapa?”
“Emm,udahlah nggak usah ngebahas dia,bikin BT aja”
Jawab Tannia mulai BT,
“Iya udah maaf? Jangan BT gitu,senyum dong?”
Pinta Dika sambil mengelus-ngelus rambut Tannia,dan tersenyum manis memanjakan Tannia.
Keduanya tersenyum manis,Tannia menyandarkan kepalanya dipundak kiri Dika,Dika masih saja mengemudikan mobilnya dijalan yang menuju rumah mereka.
Siag yang terik,Tannia sedang asyik membaca majalah dihalaman belakang rumahnya,sambil ditemenin Linan sahabatnya,Lian juga sedang asyik ngemil sambil main Psp.
“Dika mana ya? Tumben nggak ngehubingin gue udah jam segini”
Keluh Tannia kepada sahabatnya sambil melihat arah jarum jam ditanganya.
“Mungkin masih tidur kali”
Respon liana,masih asyik juga main Psp,
“Nggak mungkin.orang dia sering bangun pagi kok,karena pasti dia main basket tiap pagi,apalagi kalau libur gini”
“Iya udah,kamu aja yang hubungin”
Suruh Liana memberikan saran,
“Udah tapi nggak diangkat Ly”
“Yaudah mending kita ke mall yuk? Biar lo nggak BT,ganti baju gih,kita jalan,Chika ama Qaren,kita ajak juga,bier rame,gimana?”
Usul Liana,agar Tannia tidak terlihat BT,
“Bagus juga ide lo,Ok deh kalau gitu,gue ganti baju dulu”
“Sip,gue tunggu didepan”
“Ok”
Keempat sahabat ini pun,pergi Hang Out,kesalah satu mall yang ada dipusat kota. Seperti biasa,Qaren yang hobby nya mencari gadget,siang itu langkahnya terhenti disalah satu toko Gadget. Chika saat itu langsung melangkahkan kakinya ketoko accesoris. Liana yang tomboy setiap kali ke mall pasti ke Distro,mencari barang-barang cowok yang sesuai dengan stylenya. Dan Tannia gayanya yang Casual tiep kali jalan ama temen-temenya pasti hanya mencari makan dan cuci mata.
Nggak terasa udah sore,keempat sahabat ini udah capek keliling-keliling Mall,keempat sahabat ini akhirnya mutusin untuk pulang.
Kali ini Liana yang jadi supir untuk ketiga sahabatnya,saat diperjalanan Qaren meminta Liana untuk mangentikan mobilnya disalah satu toko buku langganannya.
“Bentar ya? Lima menit aja kok”
Ujar Qaren sambil membuka pintu mobil.
Liana yang sedang mendengarkan musik,tiba-tiba mata Liana tertuju pada satu moil yang sedang melaju di sircut.
“Tan,Dika udah hubungin lo?”
Tanya Liana,tapi pandangannya masih tertuju pada mobil yang berkode D.1.KA.
“Belum emangnya kenapa?”
Tanya Tannia balik ke Liana,
“Iiitu,mobil Dika bukan?”
Sedikit terbta-bata,sambil menunjuk kearah mobil yang sedang berhenti tepat di garis finis,
“Iya,dia balapan lagi”
“Itu siapa? Pacar Dika ya? Kok dia nyium Dika?”
Sahut Chika saat melihat Dika dicium oleh cewek yang menggunakan rok mini dan Tang top putih,Tannia yang melihat peristiwa itu,nggak tahan lagi,ingin melampiaskan amarahnya,Tannia langsung keluar mobil dan melangkah kan kakinyakearah mobil Dika,yang tadinya sedang melaju disircuit dan yang terjadi,
“Prraak”
Lima jari Tannia melayang di pipi Dika, Dika yang tadinya senang karena menang balapan,tiba-tiba dikagetkan dengan kehadiran Tannia yang membuat Dika terkejut.
“Tannia”
Ujar Dika kaget dengan wajah yang kesakitan,tanpa berkata-kata Tannia langsung berjalan meninggalkan sircuit. Dika berusaha mengejar Tannia,tapi Tannia tetap tidak mempedulikan Dika,Tannia tetap berjalan masuk ke dalam mobil.
“Jalan Ly”
Pinta Tannia saat duduk disebelah Lian,Dika mencoamenghalangi mobil Liana,tapi tidak berhasil,Liana tetap manancap gas mobilnya.
Suasana dalam mobil saat itu hening,hanya terdengar suara tangis. Liana,Chika dan Qaren hanya terdiam. Kali ini Liana lebih dulu nganter Tannia pulang.
Jam istirahat tiba. Dika keluar dari kelasnya dan segera menuju kelas Tannia yang berada di lantai bawah. Saat Dika berada di depan kelas Tannia,Tannia yang baru saja keluar kelas dengan ke tiga sahabatnya yang sedang berjalan menuju pintu sambil bercanda-canda,tiba-tiba keempat adik kelas Dika itu terdiam saat melihat Dika telah berdiri didepan pintu.
“Tan aku mau ngomong”
Ujar Dika ke Tannia,tapi Tannia tidak memberikan respon,Tannia tetap berjalan keluar kelas dan menarik-narik tangan sahabatnya,sahabat Tannia juga hanya diam melihat keteganggan antara Tannia dan Dika.
“Tan aku bisa jelasin semuanya”
Ujar Dika lagi,saat Tannia sedang berjalan nggak memperdulikan Dika,Kali ini Tannia merespon ucapan Dika barusan,
“Mau jelasin apa? Semuanya udah jelas kok,cewek itu pacar kamu kan? Dan kamu mau jelasain kalu kamu punya pacar yang cantik,sexi,iya? Itu yang mau kamu jelasin?”
Ujar Tannia lembut tapi kata-katanya pedes banget,
“Bukan itu,please kasih aku kesempatan,untuk ngejelasin semunya Tan,aku mohon?”
Pinta Dika sambil menatap Tannia yang jaraknya sedikit jauh dari tempat Dika berdiri. Dika dengan cepat mendekati Tannia.
“Cewek itu,bukan siapa-siapa aku,dia hanya Umbrella Girl,dan kamu tau cewek-cewek kaya dia itu kaya gimana,dan itu emang udah jadi kebiasaan anak-anak,aku mohon kamu ngerti,aku bersumpah Tan dia bukan pacar aku”
Jelas Dika ke Tannia,
“Dari awal aku udah bilang kan? Hilangin kebiasaan kamu yang suka ikut balapan,karena aku nggak suka!”
Bentak Tannia,yang mambuat sahabat-sahabatnya dan orang disekitar koridor,kaget dan langsung melihat kearah Tannia dan Dika yang sedang bertengkar.
“Aku tau aku salah,aku minta maaf,aku nggak akan ikut balapan itu,kalau bukan karena aku takut kehilangan kamu,kamu inget soal orang yang nantagin aku balapan?,dia mantan kamu kan? Dia akan tetap buat kamu nggak tenang,kalau aku nggak datang dan setuju dengan tantangan dia,itu semua aku lakuin demi kamu Tan,aku nggak akan rela kamu jatuh ketangan orang yang salah,aku saying ama kamu,please maafin aku?”
Jelas Dika ke Tannia dengan sangat Lirih,
“Kamu lakuin itu buat aku?”
“Aku nggak mau kehilangan kamu”
Dika memeluk Tannia,dengan sangat erat,seakan nggak ingin melepas Tannia dari pelukannya. Ketiga sahabat Tannia tersenyum ikut bahagia,dan anak-anak yang melihat kejadian itu mulai memberikan Applause. Tannia dan Dika memang pasangan yang sangat serasi,ideal banget,kadang mereka suka membuat anak-anak yang lainnya iri,melihat keperfectkan Dika dan Tannia,bener-bener membuat semua orang iri.
Ujian akhir sekolah udah tiba,Dika harus mempersiap kan fisiknya. Tiep hari Dika dan anak kelas tiga lainnya ikut les atau pelajaran tambahan. Ekskul basket dan taekwondo yang biasanya hampir tiep sore Dika berlatih sekarang sudah nggak tiep hari,karena sibuk dengan persiapan untuk Ujian akhir sekolah. Jadwal ngedate Dika pun udah di batasin ama Tannia,Tannia hanya nyuruh Dika fokus dengan pelajaran sekolah.
Seminggu,dua minggu,tiga minggu dan akhienya 1 bulan. Ujian udah di depan mata.
Pagi yang cerah Dika yang masih tertidur pules tiba-tiba dikagetkan dengan deringan Handphonenya,nggak lain dan nggak bukan pasti Tannia yang nelfon.
“Pagi sayang,cepetan bangun,ntar telat loh,hari ini ujian,bangun ayo”
“Pagi juga sayang,Hooaaappp,aku masih ngantuk”
Bales Dika males-malesan,
“Pokoknya harus bangun,ntar telat,nggak bisa ikut ujian ntar,bangun cepetan! Mandi gih”
“Iya-iya aku bangun,yaudah aku mandi dulu ya”
“Iya sana,bau! Bangun aja susah banget,yudah Good Luck sayang,Mmuuacch”
“Iya makasih sayangku,Mmmuuacch,Love you”
“Love You Too”
Telphone ditutup oleh Tannia. Dika yang tadinya masih males-malesan,akhirnya bangun juga dan segera mandi untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti UAN pagi itu.
Dika mulai semangat,karena dapet support dari Tannia,suport Tannia penting banget buat Dika.
Selama kurang lebih satu minggu,Ujian telah dilaksanakan di setiap SMA yang ada di Inonesia. Tinggal menunggu hasilnya saja.
Beban Dika sudah terlewati semuanya. Berari jadwal ngedetnya,udah nggak diatur oleh Tannia lagi.
Dimalam minggu,Dika ngajak Tannia untuk main kebukit,tempat Dika dulu mengutarakan isi hatinya kepada Tannia.
Malam itu keduanya sangat senang dan sambil menikmati dinginnya malam. Tannia duduk disebelah Dika,Dika menggenggam tangan Tannia,sambil memegang sekaleng minuman bersoda.
“Tan,kalau aku pergi keluar negeri,untuk nelanjutin sekolah di sana,kamu nggak apa-apa aku tinggalin?”
Tanya Dika,memandangi Tannia,
“Aku nggak apa-apa kok,asal kamu bisa jaga kepercayaan dari aku,aku ikut seneng kalau kamu juga seneng”
Jawab Tannia dan tersenyum kepada Dika,
“Sebenarnya aku nggak mau untuk sekolah keluar negeri,aku pengen terus bareng kamu,tapi ini permintaan mama dan papa”
“Iya udah,aku juga nggak kenapa-kenapa,semua oran tua kan ingin yang terbaik buat anaknya,begitu juga mama ama papa”
“iya udah,makasih ya? Aku janji aku pasti akan jaga kepercayaan adari kamu,dan aku janji tiep musim Dingin aku pasti kesini,buat ketemu kamu,aku janji”
Keduanya hanya tersenyum manis,dan menikmati keidahan malam di atas bukit dan sambil melihat ke tengah kota yang rami dengan kendaraan,maklumlah malaming jadi pasti ramai.
Waktu yang di nanti-nanti yang membuat semua siswa tegang. Tepatnya pada hari senin pukul 12:00,akan diumumkannya,kelulusan atu siswa yang berhasil lulus dalam Ujian kemarin.
Siang itu seluruh siswa kelas tiga di sekolahan Dika berkumpul dilapangan untuk menunggu hasil akhir mereka. Saat itu hampir semua siswa ikut berkumpul di lapangan. Tannia,Qaren,Liana dan Chika juga ikut berkumpul dilapangan sekolah,ikut merasakan keteganggan kakak-kakak kelas mereka.
Dan sudah waktunya amplop di bagikan kepada semua siswa yang duduk di kelas tiga,satu persatu nama mereka di panggil,dan ternyata nama Andika Syaputra yang lebih dulu di panggil. Dengan jantung yang dag dig dug Dika menggambil amplopnya. Dan segera berjalan menuju tempat dimana Tannia dan sahabatnya sedang berdiri.
Dika memberikan amplopnya kepada Tannia dan meminta Tannia yang membukakan amplop itu. Tannia juga malah ikut dag dig dug,dengan sedikit was-was Tannia membuka amplop itu. Saat Tannia membukanya,wajahnya berubah menjadi murung dan langsung menundukan kepala.
“Kenapa Tan?”
Tanya Dika sedikit terbata-bata takut hasil yang di capainya tidak memuaskan,ditambah lagi dengan ekspresi wajah Tannia yang terlihat sedih,membuat Dika yakin kalau dia tidak berhasil.
“Kamu lulus!!!!”
Teriak Tannia dan memeluk Dika yang sedang berada didepanya,dengan ekspresi wajah kaget dan nggak percaya,Dika membalas pelukan Tannia,sahabat Tannia juga senang melihat keberhasilan Dika,pacar Tannia itu. Apalagi Chika seneng banget melihat kakak kelasnya itu bisa lulus dan berhasil,walaupun sedih juga,harus kehilangan King HandSome.
“Traktir dong Kak Dika?”
Ujar Liana,
“Ok tenang aja,malam ini kita jalan,aku yang traktir deh”
Ucap Dika dengan girangnya.
Sian itu Dika mau pun Tannia bener-bener telihat senang,Rendy sepupu Tannia yang juga sahabat Dika hari itu seneng banget karena bisa melanjutkan keperguruan tinggi.
JJJ
Malam ini malam terakhir Dika di Jakarta. Dika ngajak Tannia untuk makan malem bareng kesalah satu Café.
Setelah makan malam yang akan lumayan lama nggak akan di rasain Dika atau pun Tannia selama Dika berada di Luar Negeri.
Setelah makan malam itu,Tannia mengajak Dika pulang,tapi saat diperjalanan Dika tidak melewati jalan yang menuju arah rumah mereka,melainkan malah melewati jalan menuju bukit.
“Loh,inikan bukan jalan pulang?”
Tanya Tannia binggung,
“Iya ini kan malam terakhir aku disini,aku mau buat malam ini jadi malam yang nggak akan pernah aku lupain selamanya”
Jawab Dika tanpa memandangi Tannia,dan fokus kejalan tempat mobil Dika melintas. Akhirnya mereka sampai juga dibukit itu. Dika turun dari mobilnya,dan berdiri sambil menatap bintang,Tannia pun ikut turun dan berdiri disebelah Dika.
“Tannia”
Panggil Dika menyebut nama Tannia,Tannia langsung memalingkan pandanganya kearah Dika,Dika menatapnya sangat tajam,keduanya saling berhadapan,Dika kemudian memegang kedua tangan Tannia. Dan tanpa diduga bibir merah Dika mendarat dibibir Tannia yang mungil itu. Tannia kaget udah hampir setahun dia ngejalanin hubungan ama Dika,baru kali ini Dika berani memberika pengalaman yang benar-benar First Kiss buat Tannia.
“Aku sayang ama kamu”
Ucap Dika setelah mendaratkan bibirnya kebibir Tannia. Tannia hanya terdiam kaku dan malu,Tannia menundukkan kepalanya. Dika memegang dagu Tannia dan menggangkat kepala Tannia hingga tepat saling bertatapan.
“Aku harap kamu bisa nunggu aku”
Ucap Dika lagi,dan masih menatap Tannia dengan tajam.
“Aku janji kok nggak akan ngecewain kamu,tapi kamu juga janji harus bisa ngejaga kepercayaan dari aku,aku juga sayang ama kamu”
Ujar Tannia,dan membalas tatapan mata Dika. Dan kemudian Dika memeluk erat Tannia,dan sekali lagi ciuman sayang dari Dika mendarat di kening cewek berambut panjang itu.
Nggak terasa udah pagi. Pagi itu Dika bangun untuk menyiapkan segala sesuatunya yang akan dibawanya ke Jerman. Pagi itu Dika dianter oleh mama papa nya ke Air Port,sebentar lagi pesawat akan segera Take Off,tapi Dika masih menunggu kedatangan Tannia. Lima menit akhirnya berlalu,beberapa saat kemudian Tannia nonggol bareng Rendy,Dika yang malihat Tannia yang sedang celingak celingguk langsung melambaikan Tangannya agar Tannia melihatnya. Rendy yang melihat lambaian tangan itu langsung menarik tangan Tannia dan berlari menuju arah Dika berdiri. Saat Tannia berada dihadapannya Dika memeluknya sebagai tanda perpisahan,Tannia nggak bisa menahan air matanya,Tannia menangis dipelukan Dika saat itu,mama papa Dika dan Rendy hanya melihatnya dengan tersenyum. Dika melepas pelukannya dan mengahup air mata Tannia dan tersenyum kecil.
“Aku pasti kangen banget ama kamu”
Ujar Dika saat menghapus air mata Tannia,Tannia hanya mengangguk dan tersenyum.
Perlahan-lahan Dika melepaskan tangannya dari genggaman tangan Tannia,dan Dika berjalan meninggalkan mereka semua sambil melambaikan tangannya dan menebarkan senyum mautnya.
Udah sebulan Tannia nggak dapet kabar dari Dika,karena perbedaan waktu dan susahnya alat untuk komunikasi.
Disekolah Tannia terlihat BT banget,karena kangen ama Dika. Saking BT nya Tannia nggak mau makan ke kantin bareng sahabat-sahabatnya. Tannia hanya duduk didalam kelas dan duduk dibangkunya sambila menopang dagu. Tiba-tiba handphone Tannia berdering. Masih dengan ekpresi BT,Tannia mengambil handphonenya dari saku seragamnya,dan mengangkat telfonnya.
“Hallo”
Sapa Tannia kepada orang yang menelphone itu,
“Hallo sayang”
Balas orang itu lembut,terdengar suara seorang cowok dari seberang sana.
“Ini siapa?”
Tanya Tannia dan menjadi binggung,
“Tebak ayo ini siapa?”
Jawab cowok itu lagi,menyuruh Tannia untuk menebak dirinya siapa,kayanya Tannia kenal dengan suara itu.
“Dika ya?”
“Hehe iya”
Dugaan Tannia benar,kalau orang yang menelphone nya itu adalah Dika. Rasa kangen Tannia sedikit demi sedikit sudah bisa terobati,karena akhirnya Dika ngehubungin Tannia.
“Kok lama nggak ngasih kabar?”
“Iya maaf,soalnya disini susah banget buat ngehubungin kesana,lagian waktu juga yang ngebedain jadi susah,maaf ya?”
Jelas Dika lembut dan meminta maaf ke Tannia,setengah jam berlalu,obrolan mereka di telephone akhirnya selesai. Tannia mulai senyum-senyum yang membuat ketiga sahabatnya heran saat mereka masuk kedalam kelas dan melihat Tannia lagi asyik,senyum-senyum sendiri.
“Woy kenapa sih? Lagi sale ya?”
Tanya Chika sedikit ngagetin Tannia,
“Yee,emeng elo,dimana ada Diskon pasti disana,huh’”
Bales Tannia,dan kembali senyum-senyum sendiri,
“Kenapa sih ini anak?”
Tanya Liana binggung,
“Menang balap karung ya?”
Usil Chika,bercanda dan membuat Liana dan Qaren ikut ketawa,
“Mau tau kenapa? Dika baru aja nelfon”
Ujar Tannia masih saja tersenyum sambil memegang Handphonenya.
“Hahhhhhhhhh”
Seru ke tiga sahabat Tannia,
“Yang bener?”
Tanya Chika nggak percaya,
“Iyalah kalau boong ngapaen gue senyum-senyum seneng kaya gini.”
Jawab Tannia meyakinkan Chika,
“Hammm,jadi uadh nggak BT lagi nih?”
Sindir Liana ke Tannia,tapi Tannia hanya membalasnya dengan senyuman.
Dika pasti ngehubungin Tannia via telephone setiap minggu tapi lewat 3G kadang sebulan sekali,kadang waktu mereka untuk komunikasi disaat, waktu Indonesia jam 1 malam karena disana pasti waktunya pagi,begitu juga sebaliknya kadang disana tengah malam,di Indo waktunya pagi,mereka masih nyempetin waktu untuk berkomunikasi kadang Via Telphone kadang Via 3G,walaupun hanya setengah jam atau bahkan hanya 15 menit,tapi itu sudah membuat keduanya menghilangkan rasa kangenya.
Dua bulan berlalu,empat bulan pun juga berlalu,tujuh bulan pun berlalu. Mereka menjalani hubungan selama Dika berada di Jerman hanya via Telephone,itu pun jarang banget terjadi komunikasi antara mereka,Long Distance,emang nggak nyenengin banget,kangen,kesel,marah,benci,nggak bisa dilietin seperti dulu hanya suara yang bisa didengar. Walaupun kadang 3Gan tapikan nggak setiap saat.
Malam yang penuh bintang. Malam itu malam hari ultah Tannia yang ke-17,tapi Tannia nggak mau ngerayainnya terlalu berlebihan,Tannia hanya merayakannya dengan Party kecil dihalaman belakang rumah Omnya itu dan hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat. Ultah Tannia yang ke-17 ini nggak dihadiri oleh Dika.
“Tiup dong lilinnya Tan?”
Suruh Liana,
“Huff”
Tannia meniup lilin itu tapi masih terlihat BT,padahal ini malam ultahnya.
“Ayo dong dopotong kuenya”
Suruh Om Moctar,yaitu om Tannia.
Potongan pertama Tannia berikan kepada Omnya dan potongan kedua untuk ketiga sahabatnya.
Party kecil itu akhirnya selesai, hingga jam 22:00. Tannia yang sejak tadi moodnya lagi nggak bagus,setelah Party tersebut Tannia langsung masuk kekamarnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur.
Tannia hanya berbaring sambil melihat foto Dika yang terpajang dikamarnya. Hingga jam 12 malam Tannia belum juga tidur,masih memandangi foto Dika dan setetes demi setetes Tannia mengeluarkan air matanya,sedih dan kangen menjadi campur aduk,Dika belum juga ngasih selamat Ultah buat Tannia itu yang membuat Tannia sedih. Tannia berbaring di ranjangnya sesekali tersedu-sedu dan sesekali menghapus air matanya.
“Happy Birthday To Tannia.. Happy Birthday To Tannia..Happy Birthday..Happy Birthday..Happy Birthday To Tannia..”
Tannia mendengar suara seorang laki-laki menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan alunan petikan gitar,orang itu bernyanyi. Tannia yang sedang beruraian air mata,saat mendengar nyanyian itu langsung terdiam dan mencari sumber suara tersebut. Dengan cepat Tannia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju balkon kamarnya,saking penasarannya Tannia langsung membuka pintu dan berdiri dibalkon,Tannia kaget saat melihat kalau orang yang sedang menyanyikan lagu itu adalah Dika,Tannia nggak percaya kalau itu Dika,Tannia mengusap-ngusap matanya meyakinkan dirinya kalau sedang tidak bermimpi,Dika yang sedang bernyanyi sambil memainkan Gitar dengan ditemani Rendy dan tiga orang sahabat Tannia yang sedang memegang sebuah Kue Ulangtahun untuk Tannia. Ingin memperjelas kalau itu benar-benar Dika,Tannia turun kelantai dasar dan berlari-lari menuju jalan dimana Dika dan sahabatnya dan juga Rendy sedang berdiri. Dan ternyata itu bukan mimpi,itu benar adalah Dika,saking senengnya dan terharu Tannia memeluk Dika dan menangis karena nggak percaya Dika ngasih Surprise,yang sama skali nggak terpikir oleh Tannia,sahabat Tannia juga tidak memberi tahunya kalau Dika sedang berada di Indonesia.
“Selamat Ulang Tahun ya sayang”
Ucap Dika dan mengecup kening Tannia,kebahagiaan diantara mereka sangat terpancar dari raut wajah kedunya.
“Yeee… udah nggak sedih lagi”
Sorak ketiga sahabat Tannia saat melihat Tannia sedah tidak kelihatan BT. Tannia hanya tersenyum dan masih nggak percaya,kalau Dika yeng sedang berada dihadapannya sekarang.
Malam itu benar-benar malam yang nggak akan pernah terlupakan oleh Tannia,Surprise yang sederhana tapi mengejutkan banget. Tannia sangat bahagia mendapat kado dari Dika,saat Dika memberikan Kado itu Tannia dimintanya agar menutup mata,Tannia menutup matanya dan berdiri dihadapan Dika.
“Sekarang buka matanya”
Dika memperlihatkan sebuah Cincin yang sangat indah,dan pasti mahal. Bukan hanya itu Tannia juga terkejut saat melihat papa dan mama Dika sudah berada didepannya dan memegang sebuah kue ulang tahun yang berwarna cokelat dengan dua batang lilin yang berangka 17.
“Kamu mau nggak jadi pendamping hidup aku selamanya?”
Ujar Dika ke Tannia,dihadapan orang tua Dika,Dika mengucapkan kata-kata bahwa dia ingin bertunagan dengan Tannia.
Tannia hanya memberikan jari manisnya sebagai tanda kalau ia mau mendampingi Dika selamnya. Sekali lagi Dika memeluk Tannia dan mencium tangan Tannia dan mendaratkan bibir sexi nya di kening cewek yang genap berum ur 17 tahun pada malam itu.
Kebahagian yang terjadi pada malam itu membuat Tannia bisa tidur dengan pules,dan bermimpi indah pada malam itu.
Hari ini nggak seperti hari-hari yang dulu,dulu BT,kesel,bosan,kangen,dan pada hari ini semuanya bisa terobati,Dika nep[atin janji nya kalau pada musim dingin dia pasti liburan dan nemuin Tannia. Hari ini keceriaan terpancar diraut wajah Tannia dari pagi saat mau kesekolah wajah berseri-seri nggak hilang sampai pulang sekolah,paigi tadi Tania dianter oleh Dika dan sekarang saat pulang sekolah Dika nunggu Tannia didepan gerbang.
Cowok yang sedang berdiri itu sambil memakai kaca mata hitam dan menggunakan jacket berwarna putih sedang menunggu Tannia keluar dari gedung sekolah. Adik-adik kelas Dika yang dulu memandang Dika dengan penuh kekaguaman,segala macam kata-kata yang keluar dari mulut mereka untuk memuji ke tampanan Dika.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu nonggol juga,Tannia yang sedang berjalan bersama,Liana dan Qaren langsung berpamitan kepada mereka,hari itu Chika nggak masuk sekolah karena sakit,rugi banget Chika nggak ketemu Dika hari itu. Dika dan Tannia emang pasangan yang sangat serasi,dan kadang membuat Liana,Qaren terutama Chika,iri seiri-irinya kalau melihat sahabatnya itu pelukan atau bergandenggan tangan dengan King Handsome.
Selama Dika berada di Indonesia,hampir tiep hari Dika anter jemput Tannia disekolah,dan hampir tiep malam mereka makan malem bareng,dan atau ketempat faforit Dika yaitu Bukit bintang.
Kurang lebih sudah hampir sebulan Dika berlibur di Indonesia,selama itu Dika dan Tannia selalu barengan,mau kemana pun selalu barengan buat ngebales tujuh bulan yang nggak bisa ngapa-ngapain,hanya bisa kangen yang nggak ada gunanya.
Hari terakhir Dika di Indonesia. Siang itu saat Dika menjemput Tannia,ternyata Dika juga ngajak ketiga sahabat Tannia untuk ikut Lunch bareng dimall,nggak ada yang bisa nolak ajakan cowok Blasteran itu.
“Ini hari terakhir gue disini,makanya gue ngajak kalian untuk Lunch bareng”
Ujar Dika saat mereka berlima duduk di salah satu bangku di M’DONALD’S,yang siang itu juga lagi ramai.
“Sabar lagi ya Tan”
Ujar Liana sambil mengusap-ngusap pundak Tannia,sedikit bercanda. Kelima orang tersebut ketawa geli melihat kejahilan Liana. Dika juga hanya bisa tersenyum malihat ulah sahabat-sahabat pacarnya itu.
Setelah sudah mengisi perut,mereka segera kembali keruamah masing-masing. Perpisahan Dika dan Tannia bukan hanya Dika rayain pada sian itu aja,tapi malamnya Dika juga ngajak Tannia untuk Dinner.
Seperti biasa setelah dari makan malam itu,Dika selalu mengajak Tannia untuk mampir ketempat faforitnya itu nggak slah lagi pasti Bukit Bintang tempat Dika mencurahkan isi hatinya.
Dika merebahkan badannya diatas rumput hijau,Tannia hanya berdiri sambil meminum sekaleng Coffie panas. Keduanya hanya terdiam dan sambil melihat kearah langit pada malam itu. Tannia yang sedang berdiri didekat Dika yang sedang ber baring,langsung menarik tangan Tannia menyuruhnya untuk berbaring disebelahnya. Tannia juga langsung ikut berbaring dan menutup matanya,mengikuti apa yang dilakukan Dika. Kemudian Dika kembali membuka matanya,dan tersenyum kearah Tannia dan kembali melihat kjearah langit.
“Kamu lihat deh bintang itu,lucu banget,bintang itu aku namain bintang keluarga,aku nyebutin itu bintang keluarga karena itu ibarat mama papa dan aku”
Jelas Dika dan tersenyum sambil menunjukan bintang itu ke Tannia.
“Iya ya,pas juga cuman tiga doang bintang nya”
Sambil membalas senyuman Dika.
Sampai larut malam keduanya berbaring diatas rerumputan hijauh dan masih memperhatikan bintang-bintang dilangit yang sangat indah dan terlihat tenang.
Tepat pukul 11:15 Tannia mengajak Dika untuk pergi dari bukit itu dan kembali kerumah dan melanjutkan impian mereka didalam tidur yang akan memebawa mereka masuk kedalam mimpi masing-masing.
“Sweet Dream”
Ujar Dika saat mengantarkan Tannia didepan pintu rumahnya,Tannia hanya mebalasnya denagn tersenyum dan kembali berjalan masuk kedalam rumah yang cukup mewah. Dika masih berdiri didpan pintu itu entah apa yang sedang dipikirkannya.
Hari libur sekolah. Pada hari itu Dika akan segera kembali ke Jerman,karena masa liburnya akan segera habis. Pagi itu Tannia bangun lebih awal agar nggak telat buat nganter Dika ke Air Port.
Saat tiba di Air Port,keduanya saling pandag,dan tertawa yang buat mama dan papa Dika heran melihat anak tunggalnya dan calon mantunya itu tertawa nggak ada hentinya.
“Kalian berdua kenapa?”
Tanya mama Dika heran,Dika masih saja tertawa,dan masih nggak bisa ngomong buat ngejelasin ke mamanya. Akhirnya Tannia yang angkat bicara.
“Gini Tante,dulu aku sama Dka ketemunya di sini,kita rebutan taxi,sing nggak mau ngalah kita berdua naik ditaxi yang sama,dan ternyata alamatnya sama,rumahnya punsebelahan,giu Tante”
Jelas Tannia ke calon mertuanya itu,dan masih juga tertawa kalu mengingat kejadian itu,yang dulunya benci sekarang benar-benar menjadi cinta. Sekarang bukan Hanya Tannia dan Dika tertawa jka membayangkan kejadian itu,mama Dika dan papa nya sekarang malah ikut ketawa saat Tannia menceritakan kejadian satu tahun lalau.
Belum beberapa lama kemudian sahabat-sahabat Tannia datang untuk melihat pacar sahabatnya itu berangkat.
“Aku pergi dulu ya?”
Pamit Dika kepada Tannia dan sahabat-sahabt Tannia dan juga pada kedua orang tuanya.
“Hati-hati ya Dik”
Pesan Chika,perhatian. Dika melihat Tannia mulai terlihat sedih,Dika menghampiri Tannia,dan memeluk Tannia sambila mengecup kening Tunangannya itu.
“Chika,Liana dan lo Qaren,gue titip Tannia ya? Tolong jagain,kalau bandel cubit aja,pipinya tapi,hehe”
Canda Dika dan meminta ketiga sahabat Tannia untuk menjaga Tannia. Ketiga sahabat Tannia hanya menganggukan kepala dan membalas senyum manis Dika.
Nggak terasa udah mau sebulan Dika nggak berada di Indonesia. Tannia kembli terlihat murung karena kangen,dan udah mau sebulan juga Dika nggak pernah ngasih kabar ke Tannia.
Nggak disekolah nggak dirumah,Tannia suka terlihat murung,wajahnya akan berubah ceria lagi,jika melihat kegokilan sahabatnya,tapi pasti Tannia hanya tersenyum sesaat dan setelah itu berubah lagi. Itu lah yang terjadi pada Tannia setelah kurang lebih empat bulan.
JJJ
Hari yang sangat menyebal kan pada siang itu saat Tannia baru saja pulang sekolah,langit sudah terlihat mendung bertanda bahwa aka nada hujan semaleman lagi. Tannia sedang duduk dihalamn belakang sambil memperhatikan air-air yabg turun dari langit. Tiba-tiba handphone Tannia bordering,wajah yang lagi BT tiba-tiba berubah menjadi ceria saat melihat layar Handphonenya,dan yang nelphone adalah Dika yang sudah hampir sebulan nggak memberinya kabar.
Tiba-tiba saat sedang ngobrol via telephone ama Dika,Tannia tiba-tiba nangis yang membuat Dika kaget dan khawatir banget ama Tannia.
“Aku mau jujur sam kamu”
Ujar Tannia sambil tersedu-sedu yang membuat Dika binggung,dan nggak tau apa yang harus ia lakuin.
“Mau jujur soal pa?”
Tanya Dika pelan,
“Aku..aku”
Masih terbata-ata bibir Tannia berat untuk mengatakan ini kepada Dika,
“Iya kamu kenapa?”
Tanya Dika lagi dan semakin panik,
“Aku ingidap penyakit Leukimai”
Ujar Tannia masih terbata-bat dan tersedu-sedu.
“A..a..apa?”
Tanya Dika kaget nggak percaya,
“Ka..ka..kamu nggak bercanda kan Tan?”
Tanya Dika lagi semakin nggak percaya dengan ucapan Tannia tadi,
“Aku nggak,ber..bercanda Dik,aku mau jujur sama kamu sebelum semuanya telat,dan..dan aku mau minta kamu ninggalin aku,a..aku nggak punya waktu yang lama lagi Dik,a..aku nggak mau ngecewain kamu,ja..jadi lebih baik,kamu tinggalin aku sekarang”
Jelas Tannia dan meminta Dika untuk ninggalin Tannia,
“Nggak”
Hanya itu jawaban Dika,
“Nggak apa?”
Tanya Tannia,binggung,
“Aku nggak akan ninggalin kamu sampai kapan pun,aku sayang ama kamu Tan”
Ujar Dika tanpa ia sadari ternyata air matanya pun keluar,saking nggak mau kehilangan Tannia,dan sayangnya kepada Tannia begitu besar.
Kangen diantara mereka berdua sudah hilang,saat kurang lebih sejam lebih mereka ngobrol,dan obrolan mereka akhirnya membuat Tannia legah,karena tidak harus lagi terlihat kuat dihadapan Dika,yang sebenarnya Tannia itu lemah,karena kondisi fisiknya,yang sudah semenjak umur 8 tahun,Tannia ngidap penyakit yang suatu saat akan merenggut nyawanya.
Setelah selesai obrolan Tannia dan Dika,Kiko yang sedang berjalan menuju kamarnya,tanpa sengaja matanya tertuju pada seorang perempuan yang tergeletak dilantai tak berdaya,kiko dengan cepat berlari dan ternya itu adalah Tannia yang sedang dalam keadaan nggak sadar,Kiko yang kaget langsung berteriak minta tolong,semua orang yang ada dalam rumah itu,segera berlari membantu Kiko menggangkat Tannia,menuju mobil,Tannia segera dianter ke RS,karena Tannia mulai pendarahan lagi,dihidungnya mulai keluar darah,yang membuat semua penghuni rumah panik.
“Hallo Liana?”
Tanya seorang cowok saat Liana mengangkat telephonenya,
“Iya ini siapa?”
Tanya Lian balik kecowok itu,
“Gue Dika,Tannia lagi sama lo nggak? Gue hubungin nomornya nggak aktif,Tannia kemana ya?”
“Lo nggak tau Dik? Tannia udah hampir sebulan masuk RS,lo nggak tau! Pacar macam apa lo?!”
Betak Liana kasar ke Dika,
“Kok nggak ada yang ngasih tau gue sih?”
Tanya Dika mulai panik.
Dika ternyata tidak tahu kalau Tannia masuk RS,sudah hampir sebulan Tannia hanya berbaring belum juga sadar. Dan ternyata sahabat-sahabat Tannia tidak tahu soal Tannia punya penyakit yang sudah stadium akhir. Tannia tidak pernah menceritakan hal itu kepada sahabatnya,Tannia berusaha menutupi kelemahanya. Tannia tidak ingin dikasihani atau dianggap lemah dihadapan semua orang,tapi ternyata saat sahabatnya mengetahui semuanya dan Dika pun juga tahu soal itu,mereka nggak beranggapan Tannia itu lemah,mereka tetap memberi support,ketiga sahabat Tannia setiap hari setelah pulang sekolah,pasti menyempatkan diri untuk menjengguk Tannia. Mereka sedih melihat sahabatnya hanya berbaring tanpa menggerakkan badannya atau pun membuka matanya.
Tannia yang hanya terbaring dengan menggunakan alat pembantu untuk bernafas (O2).
Sudah sebulan lebih Tannia terbaring di RS,tapi kondisinya masih belum membaik,belum ada peningkatan,yang membuat keluarga Tannia semakin panik apalagi sahabat-sahabat Tannia,sangat sedih jika melihat kondisi Tannia yang belum ada peningkatan. Hampir setiap hari,entah itu siang atau pun malam,Dika selalu menanyakan kabar Tannia kepada Rendy,saat itu Dika belum bisa untuk balik keIndonesia,karena masih sibuk dengan kuliahnya di sana.
“Dik,yang Tannia butuhin sekarang itu elo!! Nggak ada gunanya lo tiep hari nanya keadaan dia,dia butuh elo ngedampingin dia disini!”
Bentak Rendy kesel ke Dika,
“Tapi gue mohon lo ngerti Ren,gue lagi sibuk banget dua minggu lagi,gue baru bisa kesana”
Jelas Dika tampak tenang.
“Jangan nyesel Lo!”
Bentak Rendy lagi semakin kesal dan menutut telphonenya.
Cukup dua bulan Tannia di rawat di RS. Setelah sekian lama menunggu akhienya Tannia sadar juga,setelah 3 hari selesai operasi yang dilakukan Docter,untuk menyelamatkan nyawa Tannia,dengan mendapatkan usum-usum otak.
akhirnya pada hari minggu tepatnya pada jam 08:00 Am,Tannia membuka matanya dan penglihatannya masih sedikit kabur,semua orang yang ada diruangan itu melihat Tannia dengan senyum kebahagiaan. Tannia mencoba untuk mengeluarkan sepatah dua patah kata,
“Di..Di..Dika”
Kata pertama yang keluar dari mulut Tannia saat itu,
“Dika..Dika nggak ada di sini”
Ujar Kiko,dan memegang tangan Tannia.
“Aaaku sayang Ddddika”
Kalimat itu yang membuat seluruh orang terdekat Tannia,mengeluarkan air matanya,saat melihat Tannia yang hanya menginginkan Dika saat itu.
Tannia yang baru 5 menit membuka matanya,kini sudah menutupnya kembali. Dengan cepet Liana menelphone Dika yang saat itu entah dimana keberadaanya.
“Innallillahi wainnalliahi roji’un”
Ujar Liana saat telephonennya di angkat oleh Dika.
“Maksud lo apa Ly?”
Tanya Dika panik. Tanpa ngejawab pertanyaan Dika,Liana dengan cepat menutup telephonenya.
Dika yang pada hari itu telah tiba DiIndonesia,saking paniknya dan fellingnya saat itu bener-bener nggak enak,akhirnya Dika nahan Taxi,agar segera sampai di RS. Ternyata walaupun sudah memilih untuk naik taxi,jalanan pagi itu macet total,saking nggak sabarnya dan semakin was-was,Dika membayar taxi itu dan langsung keluar dri taxi,berlari menuju RS,Dika nggak peduli dengan apa yang akan terjadi pada dirinya,Dika menyambar orang yang sedang berjalan,tapi Dika tidak peduli,ia terus berlari dengan tujuan agar bisa menemui Tannia diRS.
Akhirnya Dika sampai juga diRS,dengan nafas yang tergesa-gesa dan badan yang penuh keringat dan sudah tidak beraturan lagi,yang tadinya rapi sekarang sudah berantakan banget. Dika masuk keruang ICU,dan melihat seseorang sedang berbaring dan tertutup oleh kain putih,Dika yang kaget meliht disekeliling ruangan itu hanya ada suara tangis. Dika yang nggak percaya langsung membalikkan badannya,dan keluar dari ruang ICU itu. Rendy,dan Kiko yang melihat Dika keluar dari ruang ICU,dengan cepat mengejar Dika.
“Mau kemana Lo?!”
Bentak Rendy saat melihat Dika berlari,langkah Dika terhenti dan masih tidak ingin melihat kearah Rendy dan kiko.
“Gue salah masuk ruangan kan?”
Tanya Dika dan air matanya pun menetes perlahan-lahan,seakan nggak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rendy tanpa diduga langsung menyandarkan Dika di dinding dan satu tonjokan dari Rendy melayang diwajah Dika. Kiko yang sedag berada disitu,dengan cepat menahan adiknya agar tidak bertindak berlebihan.
“Pukul gue Ren! Kenapa berhenti,ayo pukul gue!”
Teriak Dika dihadapan Rendy,yang membuat orang-orang diRS memperhatikan mereka.
Saat ditahan oleh Kiko,Rendy langsung melepaskan tanganya yang sedang mencekik leher Dika. Rendy,Kiko hanya terdiam dan Dika masih bersandar di dinding meremas kepalanya dan menangisi kepergian Tannia. Hanya penyesalan yang tumbuh dalam diri Dika pada saat itu.
“Yuk Dik masuk”
Ajak Kiko,sambil membantu Dika berdiri,dan menuntun Dika berjalan masuk keruang ICU. Nggak disangka saat Dika membuka pintu ruangan tempat Tannia dirawat,Dika kaget melihat Tannia sedang dudukl diranjang sambil memegang sebuah kue ulang tahun buat Dika,dan semua orang diruangan itu menyanyikan lagu ulang tahun buat Dika,Dika yang kaget dan bingung,dan nggak percaya kalau apa yang dikatakan Liana lewat telephone dan apa yang baru dilihatnya ternyata hanya lah kejahilan Tannia dan kekompakan sahabat-sahabat Tannia dan juga kerja sama Rendy,kiko dan orang tua Dika.
“Tataniia?”
Ujar Dika kaget yang melihat Tannia senyum kepadanya,
“InI semua Surprise buat kamu”
Jawab Tannia,sambil menjulurkan tangannya,memperlihatkan kue ultah buat Dika.
Dika berjalan dan mendekati Tannia dan memeluknya dengan erat,tapi rasa nggak percaya Dika membuat air matanya tidak bisa ditahan lagi. Rendy berjalan dan mendekati Tannia dan Dika yang sedang bermesraan menangis bahagia,
“Sorry ya Dik,ini permintaan adik sepupu gue,jadi ya mau nggak mau harus nurut,dari pada nggak di mak comblangin ama Qaren? Kan ribet jadinya,hehe..”
Tawa diruangan itu pun pecah. Dan kebahagiaan diruangan itu pun terpancar dari raut wajah mereka,apa lagi Dika dan Tannia.
“Selamat Ulang Tahun ya jelek”
Ucap Tannia saat Dika melepas pelukannya,
“Iya,makasih sayang”
Balas Dika dengan tersenyum manis dan mengecup kening Tannia,
“Habisnya dulu ngerjain aku,jadi ini balesannya”
“Iya udah deh,nggak apa-apa,yang penting aku bahagia seneng kamu bisa sembuh,aku minta maaf banget nggak berada disamping kamu saat kamu lagi berjuang buat aku”
“Yeee GR,siapa yang berjuang buat kamu,aku itu berjuang buat tunangan aku,hehe”
“sama aja”
Tawa keduanya mulai pecah,Dika menggusap-ngusap kepala Tannia,
“Ehem ehem,udah boleh mesra-mesraannya,sekarang tiup lilinya Dik”
Ujar Kiko yang berada didekat Liana. Selesai meniup lilin,Dika memotong kuenya dan Potongan pertama kali itu diberikan untuk kedua orang tua Dika dan potongan kedua untuk orang paling special dalam hidup Dika,yang pastinya adalah Tannia.
“Jadi iri”
Sahut Chika,ternyata Chika masih ngefans juga ma tunangan sahabatnya.
“Sabar-sabar”
Ledek Liana dan ketawa geli.
Akhirnya penyakit Tannia bisa disembuhkan juga,Tannia masih punya harapan untuk menjalani hari-harinya bersama semua orang yang menyayanginya. Tannia bahagia bisa sembuh,apalagi Dika mimpi buruk takut kehilangan Tannia kini tidak ada lagi rasa takut itu. Kedua orang tua Dika sangat bahagia dengan hubungan anak tunggalnya dan cewek yang sudah membuat Dika berubah,dan meninggalkan kebiasaan buruknya.
Selama Tannia masih berada diRS untuk menjalani perawatan medis,Dika masih tidak ingin kembali ke Jerman,Dika ingin menjaga Tannia selama Tannia berda diRS,kejadian kemarin membuat pelajaran buat Dika,dan membuat Dika sadar,betapa pentingnya Tannia dalam hidupnya,itu yang diradakan Dika sekarang,tidak ingin kehilanggan kesempatan untuk membahagiakan orang yang ada didekatnya,terutama Tannia.
Hampir tiap hari Dika menjaga Tannia di RS,bahkan hampir tiap hari Dika habiskan waktunya di RS bersama Tannia.
Selama 2 minggu Tannia dirawat dirumah sakit dan selama itu Dika dengan sabar dan setia menjaga Tannia di RS.
“Aku suapin ya?”
Pinta Dika,sambil memegang sepiring bubur untuk Tannia. Tannia hanya mengangguk,dan membuka mulutnya saat sesendok bubur yang akan disuapkan oleh Dika. Baru beberapa sendok Tannia rasanya pengen mual,sudah tidak ingin makan lagi.
“Udah-udah,kenyang”
Ujar Tannia sambil membungkam mulutnya sendiri dengan tangannya.
“harus banyak makan,bier cepet sembuh pesek”
Ujar Dika memaksa Tannia untuk menghabiskan makanannya.
“Nggak ich nggak mau,udah kenyang”
Ujar Tannia sedikit bersikap manja.
“Iya udah tapi ntar mam lagi”
Dan meletakkan piring tersebut diatas bufet kecil,dan mengambil buah. Tannia yang sudah semakin membaik hari itu wajahnya tampak sangat senang apalagi ditambah dengan kehadiran Dika yang setiap harinya mengahbiskan hari liburnya diRS.
Tannia sudah dalam kondisi yang cukup baik,dan hari itu Tannia diizinkan Dokter untuk segera pulang,masa perawatan Tannia telah selesai,selama hampir 3 bulan Tannia berbaring diRS,tanpa melakukan aktifitas apa pun.
Hari itu Tannia sangat senang sudah diperbolehkan pulang,hari itu Dika menjemput Tannia diRS,sementara yang lain meyiapkan rumah untuk menyambut kepulangan Tannia.
“Welcome”
Sambut semua orang-orang terdekat Tannia,saat Tannia berdiri tepat didepan pintu. Tannia hanya membalasnya dengan senyum,Dika juga sangat senang dengan kepulangan tungannya itu.
“Makasih ya semua”
Ujar Tannia dan memeluk ketiga sahabatnya yang juga sangat antusias menyambut kepulangan sahabatnya yang sudah berbulan-bulan tidak menyadarkan diri.
“Yuk masuk”
Ajak om Tannia yang senang melihat keponakannya sudah sangat pulih dan benar-benar membaik. Tannia berjalan masuk kedalam rumah denagn dituntun oleh Dika.
Senang rasanya melihat Tannia sudah pulih seperti dulu. Ketiga sahabat Tannia nggak sepi lagi kalau disekolah,Tannia juga akan segera masuk sekolah lagi seperti biasanya. Tapi Tannia masih harus beristirahat beberapa hari untuk benar-benar memulihkan kondisi tubuhnya,yang kemnarin benar-benar lemas dan masih sulit untuk berjalan. Tapi itu tidak mematahkan semangat Tannia untuk tetap beraktifitas seperti dulu lagi,kangen banget rasanya berbulan-bulan nggak ngumpul bareng sahabat dan keluarganya,nggak pernah masuk sekolah,bercanda bareng tiga sahabat yang gokil-gokil dan nggak pernah lagi berenang seperti dulu.
Hari ini bakal jadi hari pertama Tannia beraktifitas seperti dulu,dan hari ini Tannia kembali masuk sekolah.
“Pagi sayang”
Sapa Dika saat Tannia sedang berlari menuju garasi mobil,
“Dika?”
Ujar Tannia kaget melihat Dika berdiri sambil membuka pintu mobil untuk Tannia.
“Silahkan tuan putri”
Ujar Dika dan tersenyum mempersilahkan Tannia masuk kedalam mobil.
“Maksih pangeran”
Balas Tannia dengan senyum manisnya,dan masuk kedalam mobil Dika. Mobil Dika mulai melaju dijalanan menuju sekolah Tannia. Dalam mobil itu hanya terdengar suara alunan music jazz,music kesukaan Dika dan Tannia. Keduanya saling pandang dan tersenyum,tangan Dika mengelus-ngelus rambut Tannia dan menyandar kan kepala Tannia dibahu Dika.
Teman-teman sekelas Tannia sangat kangen dengan kehdiran Tannia disekolah,saat Tannia baru aja nongol dikelas seluruh penghuni kelas dengan kompak menyambut teman sekelas mereka denganberbagai bentuk terompet,padahal tahun baru masih lama.
“selamat kembali Tannia!!”
Seru semua anak-anak kelas XII IPA 1,menyambut kedatangan Tannia.
“Oh my god”
Ujar Tannia kaget nggak nyangka,bakal disambut teman-teman sekelasnya.
“Selamat datang ya?”
Ujar mereka lagi dan memeluk Tannia.
“Makasih ya semua”
Ucap Tannia,berterima kasih kepada teman-temannya.
“Ayo duduk”
Ajak Chika yang udah kangen banget dengan teman sebangkunya itu. Tannia berjalan menuju bangkunya,dan duduk dibangku yang 3 bulan tidak ditempatinya.
“Gua seneng banget bisa masuk sekolah lagi”
“Iya kita-kita juga seneng Lo masuk lagi,sepi tau Tan,nggak ada lo”
Ujar Qaren,cewek yang sudah menjadi kekasih kakak sepupu Tannia,siapa lagi kalau bukan Rendy.
“Iya gue juga kangen banget ama suasana sekolah”
Tambah Tannia sambil menatap ketiga sahabatnya dan tersenyum bahagia.
Sudah mulai seminggu Tannia kembali kesekolah,dan melakukan aktifitas seperti biasa,sudah tidak ada lagi penyakit yang membuat Tannia takut. Dika senang melihat tunangannya itu selalu tersenyum bahagia,Dika selalu dapat merasakan apa yang Tannia rasakan.
Malam yang penuh dengan taburan bintang,Dika telah mempersiapkan sesuatu untuk Tannia. Dika mengajak Tannia pergi kebukit bintang,tempat biasa Tannia dan Dika menghabiskan malam berdua dengan ditemani bintang,kali ini akan ada suprise buat Tannia yang sudah dirancang oleh Dika,sePerfect mungkin,agar Tannia menyukai Light Dinner ini.
“sabar ya? Dikit lagi kita sampai kok”
Ujar Dika saat menuntun Tanna berjalan.
“Ada apa sih? Jadi nggak sabar”
“Sabar dong,ntar juga bakal tau kok”
Selangkah dua langkah,akhirnya mereka sampai di tempat Dika memberikan special dinner untuk tunangannya itu.
“Satu,Dua,Tiga,buka matanya”
Ujar Dika membuka slayer yang menutup mata Tannia.
“Taaaraaaaaa!!”
Seru Rendy,Kiko,Liana,Qaren dan Chika. Tannia tidak bisa ngomong lagi,ekspresi wajah Tannia yang kaget dan sangat bahagia,melihat surprise buatnya yang diberikan sahabat,kakak sepupu dan juga tunagannya.
“Ini seprise,buat Tuan putri”
Ujar Dika tersenyum sambil melihatkan beberapa meja yang teratur rapi dengan Light Dinner yang sudah dipersiapkannya dan bukit yang berhutan itu telah disulap menjadi terang dan dipenuhu lampion-lampion lucu ala Dika. Tannia nggak bisa menahan rasa bahagianya,Tannia hanya bisa memeluk Dika,Dika juga hanya bisa membalas pelukan Tannia,dan denagn rasa cinta dan kasih sayang,Dika memberi satu kecupan dikening Tannia. Kakak sepupu Tannia dan sahabatnya hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar diwajah Dika dan Tannia malam itu. Saat Tannia melepas pelukannya Dika kembali menuntun Tannia menuju arah,sahabat-sahabat mereka berdiri. Mereka samua membalikan badan dan saling berpeganggan tangan dengan pasangan masing-masing. Rendy mengandeng Qaren dan Kiko mengandeng Chika,dan Liana yang tomboy kali itu belum membawa pasanganya,gimana mau bawa pacar,cowok-cowok pada takut ama sahabat Tannia yang jago karate ini. Sekarang bukit iu bukan menjadi ukit bintang tetapi menjadi bukit Cinta untuk mereka semua,kecuali Liana,yang masih betah menjomblo.
Ketujuh orang itu saling pandang dan bergandengan tangan dengan kompak mereka semua.
“RAHASIA CINTA!!!!!!!!”
Seru mereka berteriak dengan kompak,dan tersenyum sangat legah memperlihatkan kepada dunia,kebahagiaan mereka semua. Kebahagian itu sangat terpancar dari raut wajah mereka yang sangat berseri-seri dan sangat cerah secerah malam yang penuh dengan taburan bintang.
“TAMAT”
Sumber http://sadegadedoot.blogspot.com/2012/02/first-love-my-first-book.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar